Sabtu, 04 Agustus 2012

NOAH - Separuh Aku

Kali ini mau posting Lirik Lagu NOAH (Eks Personil Peterpan) aja deh.. lagunya enak cuyy






















Dan terjadi lagi kisah lama yang terulang kembali
Kau terluka lagi dari cinta rumit yang kau jalani
Aku ingin kau merasa kamu mengerti aku mengerti kamu
Aku ingin kau sadari cintamu bukanlah dia
Dengar laraku, suara hati ini memanggil namamu
Karena separuh aku dirimu
Ku ada di sini, pahamilah kau tak pernah sendiri
Karena aku selalu di dekatmu saat engkau terjatuh
Aku ingin kau merasa kamu mengerti aku mengerti kamu
Aku ingin kau pahami cintamu bukanlah dia
Dengar laraku, suara hati ini memanggil namamu
Karena separuh aku dirimu
Dengar laraku, suara hati ini memanggil namamu
Karena separuh aku, menyentuh laramu
Semua lukamu telah menjadi milikku
Karena separuh aku dirimu

Rabu, 01 Agustus 2012

Kisah 4 Batu Bata



Saat liburan panjang sekolah, seorang mahasiswa pulang ke kampung halamannya. Di sana, tengah dimulai pembangunan tempat ibadah, dan tentunya, sangat diperlukan tenaga sukarela untuk membantu.

Si pemuda itu pun dengan senang hati ikut ambil bagian kegiatan tersebut. Dengan bersemangat, ia mulai belajar mengaduk semen, meletakkan bata, melapisi dengan semen, kemudian menaruh bata, menyemen lagi, merapikan, demikian seterusnya. Dengan semangat menggebu, akhirnya, setengah tembok berhasil diselesaikan. Lalu dengan perasaan puas, walaupun sedikit lelah, dia berdiri mengagumi tembok hasil kerja pertamanya.

Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang janggal. Ada empat batu bata pertama yang tersusun tidak rapi! Keempat batu bata itu tampak lebih menonjol dan miring di antara batu bata lainnya yang tersusun rapi. Timbul perasaan kecewa dan tidak puas atas hasil kerjanya. Bergegas, ditemuinya sang pemuka agama untuk mendiskusikan masalah yang mengganggu pikirannya.

"Lihat Pak, batu bata pertama yang saya pasang kurang rapi sehingga mengganggu keindahan seluruh tembok di atasnya. Tolong Pak, beri kesempatan kepada saya untuk memperbaikinya dengan merobohkan dan memasang ulang batu-batu bata itu. Saya berjanji pasti akan mengerjakan sebaik-baiknya sampai selesai."

Namun, usulannya itu ditolak. "Tidak ada yang perlu diperbaiki, Nak. Tembok sudah naik setengah, tidak perlu dirobohkan hanya gara-gara empat bata yang kurang rapi. Teruskan saja pekerjaanmu hingga selesai," ujar si pemuka agama.


Akhirnya, meski merasa kecewa dan tidak puas, si pemuda mampu menyelesaikan keseluruhan tembok tersebut. Namun, setiap kali melewati batu bata yang kurang sempurna itu, selalu timbul rasa tidak puas dan bersalah yang mengusiknya. Ia secepatnya berlalu, pura-pura tidak melihat, bahkan sengaja berjalan memutar untuk menghindari pemandangan bata miring tersebut. Sebab, setiap kali melewatinya, ia merasa diingatkan pada kesalahan yang telah diperbuatnya. Ia menganggap, kesalahan itu akan dilihat banyak orang yang lewat di sana.

Sampai suatu hari, ada kunjungan seorang pemimpin dari ibukota. Si anak muda mendapat tugas mendampingi mereka berkeliling di tempat itu. Tiba-tiba sang pemimpin menghentikan langkah menatap tembok di sana dan berkata, "Wah, dinding ini indah sekali."

Dengan terkejut, si pemuda lantas bertanya, "Apanya yang indah, Pak? Apakah Bapak tidak melihat empat batu bata yang miring dan mengganggu kesempurnaan seluruh tembok ini?"


"Oh ya, saya melihat empat batu bata itu, tetapi saya juga melihat ratusan batu bata lainnya yang bagus! Karena ketidaksempurnaan seperti katamu itu anak muda, membuat dinding ini justru tampak indah untuk dinikmati, bukan sekadar dinding kosong yang rata."


Sejenak si anak muda terpana. Untuk pertama kalinya, sejak tembok itu berdiri, pemuda itu melihat tembok yang sama, dengan kesadaran yang berbeda. Sebelumnya, matanya selalu memperhatikan kesalahan yang telah dilakukan hingga ia selalu ingin menghancurkan seluruh dinding. Dia tidak menyadari tumpukan batu bata yang bagus dan sempurna yang jauh lebih banyak jumlahnya. Kebaikan yang banyak dari hasil kerjanya itu, seolah tertutupi kesalahan kecil yang ia lakukan sebelumnya.


Netter yang luar biasa,

Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Sebab, kita semua hidup dengan aneka keterbatasan. Setiap manusia, Anda dan saya, tentu memiliki "bata" yang jelek dan "bata" yang bagus di kehidupan. Ini mengingatkan saya pada sebuah pepatah, tak ada gading yang tak retak. Dalam sebuah keindahan, pasti terdapat kekurangsempurnaan.

Kadang, tanpa sadar kita melakukan kesalahan, tetapi dari sana kita justru bisa belajar tentang sebuah kebenaran. Tak jarang, kita juga mengalami kegagalan, agar bisa merasakan nikmatnya sebuah keberhasilan. Karena itu, tak perlu malu dengan kesalahan di masa lalu. Jangan pula patah semangat saat kegagalan mendera. Sebab, di balik semua itu, kita bisa belajar sesuatu.

Kesadaran akan keterbatasan sebaiknya dapat menjadi pemacu semangat kita untuk terus melakukan perbaikan dalam segenap aspek kehidupan. Bukan saatnya lagi kita meratapi kekurangan, tapi justru dengan keterbatasan itu, kita bisa terus belajar untuk memaksimalkan kelebihan yang sudah ada guna membangun masa depan.

Jadi, jangan hancurkan dinding yang bagus karena bata yang tak sempurna. Karena, di balik setiap proses kehidupan, pasti ada proses pembelajaran. Tujuannya satu: untuk menguatkan dan menyempurnakan, sehingga hidup lebih bermakna.


Salam sukses, luar biasa!!

source: andriewongso.com

Pelecut Sukses


Alkisah, ada seorang perempuan muda yang bekerja di salah satu salon kecantikan papan atas di New York, yang sering dikunjungi oleh kalangan atas dan selebritis. Suatu hari dia terkagum-kagum melihat pakaian seorang pelanggan kaya yang sedang berkunjung ke salon tempatnya bekerja. Rasa ingin tahunya langsung muncul, dan lalu bertanya dengan pertanyaan spontan, "Di mana Ibu membeli pakaian Ibu ini, ya?"
Pelanggan kaya itu menatap dirinya dengan sikap dingin dan tatapan tajam. Dan dengan ketus, dia menjawab, "Untuk apa kamu mau tahu di mana saya membelinya? Kalau saya katakan, toh kamu tidak akan sanggup membelinya."

Mendengar kata-kata hinaan itu, si pekerja salon melangkah pergi dengan wajah merah padam. Perasaannya terluka, tapi batinnya berbicara, 

"Saya berjanji suatu hari saya pasti bisa mendapat semua seperti yang dipunya wanita kaya itu: perhiasan, rumah mewah, uang yang banyak. Mulai sekarang tidak akan ada lagi orang yang berkata seperti itu pada saya."

Tahun demi tahun pun berlalu. Di berbagai surat kabar mulai terpampang foto-foto si pekerja salon tadi bersama orang-orang top dunia, seperti Pangeran Charles, Putri Grace dari Monaco, Rose Kennedy, TC Cooke, dan lainnya.
Pekerja salon itu adalah Estee Lauder (1906-2004). Bisa dibilang, pada masa hidupnya, ia adalah salah satu wanita terkaya di dunia dan merupakan pionir dalam industri kecantikan dunia. Perusahaan Estee Lauder Companies miliknya dibangun pertama kali bersama suaminya Joseph Lauder. Perusahaan ini adalah induk dari berbagai merek kosmetik dan fashion bergengsi. Contohnya, Donna Karan Cosmetics, Tommy Hilfiger Toiletries, Aramis, Clinique, dan Mac. Produk-produk Estee Lauder Companies dijual di lebih dari 130 negara di lima benua. Mengenai kisah suksesnya, Estee berulang kali mengatakan, 

"Saya bisa berhasil tidak hanya dengan berdoa atau berharap, tapi juga dengan bekerja."
*** 


Kisah Estee Lauder di atas menegaskan betapa sebuah hinaan atau cercaan itu sebenarnya bisa memberikan manfaat besar bagi hidup kita. Estee Lauder telah membuktikannya. Dia mampu mengubah perasaan negatifnya terhadap wanita yang menghinanya menjadi motivasi besar dirinya untuk meraih sukses.

Jika ada orang yang meremehkan atau menghina kita, biarkan saja. Tapi, jangan sampai kita kehilangan rasa percaya diri dan meratapi diri kita atas hinaan itu, apalagi menyimpannya menjadi dendam hingga mengharapkan hal-hal buruk terjadi pada orang yang menghina kita. Seperti yang dilakukan Estee Lauder, kita juga bisa mulai belajar untuk mengubah kata-kata negatif sebagai "pelecut" semangat kita untuk meraih keberhasilan yang lebih besar. Salam Sukses Luar Biasa!


source: m.andriewongso.com

Arti Hidup


Alkisah, ada seorang gadis yang bisa melakukan apa saja yang dia inginkan. Yang perlu dilakukannya hanya memilih hal yang ingin dikerjakan dan berfokus. Suatu hari, duduklah dia di depan sebingkai kanvas kosong dan mulailah dia melukis. Setiap goresan di atas kanvas terlihat lebih sempurna, lambat-laun membentuk sebuah mahakarya yang tanpa cacat. Saat lukisannya selesai dikerjakan, gadis itu memandang hasil karyanya dengan bangga dan tersenyum puas.


Lukisan yang baru saja dibuatnya menegaskan bahwa si gadis memang punya bakat melukis. Dia seorang seniman, dan dia sendiri juga menyadarinya. Tapi sesaat setelah lukisannya jadi, si gadis menjadi cemas dan cepat-cepat bangkit berdiri. Karena dia sadar meski dia mampu berbuat apa pun di dunia ini sesuai keinginannya, dia hanya menghabiskan waktunya menggerakkan dan menggoreskan tinta di atas sebingkai kanvas.


Dia merasa masih ada banyak hal di dunia ini yang bisa dilihat dan dilakukannya-ada begitu banyak pilihan. Dan jika akhirnya dia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang lain dengan hidupnya, maka waktu yang dihabiskannya untuk melukis akan menjadi sia-sia. Si gadis melihat sekilas hasil karyanya untuk terakhir kalinya, dan berjalan keluar di tengah cahaya bulan. Ketika dia berjalan, dia juga berpikir. Lalu, dia berjalan lagi dan lagi.


Selagi berjalan, si gadis tidak memperhatikan awan dan bintang di langit yang berusaha memberi isyarat padanya, karena dia terlalu sibuk dengan keputusan penting yang harus dibuatnya. Dia harus memilih satu hal yang akan dikerjakannya di antara banyak kemungkinan yang ada di dunia. Haruskah dia belajar kedokteran? Atau mendesain bangunan? Atau mengajar anak-anak? Dia benar-benar bingung.


Dua puluh lima tahun kemudian, gadis itu mulai menangis. Karena dia menyadari selama ini dia sudah menempuh perjalanan yang sangat panjang. Selama bertahun-tahun itu pula, dia menjadi begitu tergoda pada segala kemungkinan yang bisa dilakukannya tapi akhirnya tak satu pun yang berarti yang telah dilakukannya. Dan akhirnya, dia menyadari bahwa hidup itu bukanlah tentang kemungkinan-segala hal itu mungkin. Hidup itu tentang menentukan sebuah pilihan-memutuskan melakukan sesuatu yang benar-benar disukai.


Maka gadis itu, yang sudah bertambah dewasa, membeli sejumlah kanvas dan cat lukis dari toko barang kerajinan. Lalu, dia mengarahkan mobilnya menuju taman terdekat, dan mulai melukis. Satu goresan dengan indah berlanjut ke goresan berikutnya sama seperti yang pernah dihasilkannya bertahun-tahun lalu. Siang berganti malam, dan si gadis masih saja terus melukis. Karena dia akhirnya sudah membuat suatu keputusan. Dan masih ada cukup waktu yang tersisa untuk bersuka-ria dengan keajaiban dalam hidup ini.
Sama seperti gadis dalam kisah di atas, sebagian kita sering kali hanya berjalan keliling tanpa tujuan. Kita seakan sibuk dengan berbagai hal, tapi tak satu pun yang benar-benar berarti dan bermakna. Akhirnya, apa pun yang kita peroleh terasa hampa dan tidak memuaskan hati. Maka, mari kita berhenti sejenak untuk merenungkan apa tujuan sejati kita dalam hidup ini? Apa yang benar-benar menggerakkan hati kita? Jika sudah mendapatnya, berfokuslah pada tujuan itu.

Source: m.andiewongso.com

#garing #gaklucu

Percakapan yang garing dan gak lucu


Sepertinya pengalaman ini pernag saya alami dulu.. pernah atau belum ya? saya lupa pastinya, hehe


Cerita 1


Orang 1: "Peraturan itu ada buat dilanggar"
Orang 2: "Trus apa gunanya peraturan kalo untuk dilanggar?" #sambilemosi
Orang 1: "ya gunanya peraturan untuk dilanggar, coba denger aja pernyataannya lagi kalo peraturan itu ada buat dilanggar"
Orang 2: #terdiam #hening #garing

Cerita 2



kali ini saya ingat betul pernah saya alami, sebenarnya saya tau kalo salah sih, tapi sikapnya yang gak sopan dan sok2an itu yang bikin saya kurang simpati.
Orang 1: "Mas, bisa pergi nggak? tempatnya penuh, nanti mengganggu yang lain"..
Orang 2: "kalo nggak bisa?"
Orang 1: "Ya kalo gak bisa ya udah!!" dengan nada tinggi dan semakin membuat saya tidak simpati di tempat itu, hehehe

kesalahan orang 1 menurutku dalam kalimat sih, dalam bahasa inggris sih ini namanya kalau gak salah "yes no question", jadi hak saya untuk menjawab ya atau tidak, walaupun sebenarnya saya paham sih maksudnya, hehehe..
menurutku sih langsung saja minta tolong buat pergi, tidak usah basa basi apalagi dengan arogansi

kesalahan orang ke 2 yaitu saya adalah saya sudah tau aturannya tapi saya lupa jadi terlanggar deh, hehehe