Minggu, 18 Maret 2012

Dracula Fakta yang Menjadi Mitos


altJika kita mendengar nama Drakula atau Vampir maka terbayang dibenak kita sesosok makhluk yang menyeramkan, bergigi caling, berjubah, dan selalu memangsa korbannya dengan cara menggigit leher korbannya. Dia hanya dapat dikalahkan dengan cara memberinya salib atau sinar ataupun bawang putih. Begitulah sosok drakula yang kita kenal selama ini. Gambaran seperti itu kita dapatkan dari banyaknya film-film yang beredar atau pun buku-buku yang membahas tentangnya. Dan kita pun menganggap bahwa sosok drakula merupakan fiksi belaka dan tidak ada di kehidupan nyata. Namun, benarkah demikian?


alt
Peta Sejarah Dracula

Kalau kita menelusuri catatan sejarah, maka kita akan mendapati bahwa Dracula memang benar-benar ada dan tercatat dalam sejarah umat manusia. Drakula tersebut tidak seperti yang kita gambarkan selama ini. Dia merupakan seorang raja yang pernah berkuasa di daerah Eropa bagian timur yang bernama Vlad III atau Vlad Tepes (Dibaca Tsepes yang dalam bahasa Inggris adalah Impaler=Penyula). Dia dilahirkan di bulan November atau Desember 1431 di benteng Sighisoara, Transylvania, Rumania. Ayahnya yang bernama Basarab atau yang lebih dikenal dengan nama Vlad II merupakan seorang gubernur militer di Transylvania yang diangkat oleh Raja Honggaria yang bernama Sigismund.
alt
Rumah Kelahiran Dracula

Vlad II oleh Raja Sigismund diangkat menjadi anggota dari orde Naga, yaitu sebuah pasukan khusus Katolik yang ditugaskan untuk menghadapi pasukan Islam di garda depan. Lambang dari orde ini adalah berupa seekor naga dengan sayap terlentang luas dan ekornya berguling dilehernya. Dibelakang terpampang salib merah St. George. Gambar naga mewakili simbol binatang buas dan salib melambangkan kemenangan Kristus. Catatan di sebuah Universitas di Bucharest mengatakan bahwa dalam lambang tersebut terdapat tulisan Quam Misericors est Deus (Oh, how merciful God is), Pius et Justus (Justifiably and peacefully). Karena Vlad II selalu memakai lencana orde naga tersebut kemanapun ia pergi, maka orang-orang Wallachia memanggilnya dengan sebutan Vlad Dracul yang dalam bahasa Rumania Dracul berarti Naga. Jadi, Vlad Dracul artinya Vlad Sang Naga. Kata Dracula berasal dari Bahasa Rumania yaitu Draculea. Akhiran "Ulea" dalam Bahasa Rumania berarti "anak dari". Dari kata tersebut, Vlad III atau Vlad Tepes di panggil dengan nama Vlad Draculea yang berarti anak dari Vlad Dracul. Dan sejak saat itu Vlad III terkenal dengan nama Dracula.
alt
Lambang Order of the Dragon

Pada tahun 1442, Pasukan Turki menyerang Wallachia. Vlad II merasa tidak mampu menghadapi pasukan Turki. Dia lebih memilih sikap netral yang berakibat marahnya Raja Sigismund. Akhirnya, Raja Sigismund mengusir Vlad II bersama keluarganya keluar dari Wallachia dan kedudukannya digantikan oleh janus Hunyadi, salah satu panglima perang di Transylvania. Namun, hal ini tidak berlangsung lama. Pada tahun beberikutnya, Vlad II berhasil merebut kembali kekuasaannya dengan bantuan kerajaan Turki. Sebagai jaminan kesetiaannya, Vlad II mengirim 2 anaknya, Vlad III yang pada saat itu berusia 11 tahun dan Radu ke Turki.
alt
Peta Wallachia pada abad ke - 17

Di Turki, Dracula tumbuh menjadi remaja yang pembangkang. Dia terkenal dengan sikap keras kepalanya dan kekejamannya. Dracula sering menangkap tikus dan burung kecil dan ditusuknya dengan tombak -tombak kecil. Dia sangat girang ketika melihat binatang-binatang tersebut menggelepar kesakitan. Dia sering melihat pelaksanaan hukuman mati di alun-alun dan begitu menikmati setiap melihat penjahat atau pengkhianat negara dipancung. Selama berada di turki, dia memeluk Islam begitu juga dengan adiknya. Namun, dia memeluk Islam semata-mata untuk tujuan politiknya yaitu agar tidak diperlakukan sebagai tawanan sehingga dia diberikan kebebasan untuk menyusuri kota Turki. Kebebasan tersebut dimanfaatkan Drakula untuk belajar kemiliteran pada prajurit-prajurit turki yang terkenal handal dalam berperang sehingga dia melebihi prajurit-prajurit lainnya. Kemajuan yang diperoleh Drakula telah menarik perhatian Sultan Muhammad II dan menikahkannya dengan salah satu kerabatnya. Sikap Dracula berbeda dengan sikap adiknya. Radu tumbuh menjadi pemeluk Islam yang taat dan mempelajari semua ilmu pengetahuan yang ada di turki sambil mengembangkan keterampilan militer. Kalau Drakula terkenal sebagai pribadi yang kejam, Radu terkenal akan kebijaksanaannya. Inilah yang membuat Radu banyak mendapat simpati dari pembesar-pembesar Turki. Melihat kenyataan ini, kebencian Dracula pada adiknya dan orang Turki semakin menjadi-jadi.

Pada tahun 1444, kerajaan Hongaria bertempur melawan Turki. Raja Hongaria menuntut agar Vlad II ikut dalam pertempuran, dan mengingatkannya bahwa sebagai anggota Orde Naga, dia tidak bisa menolak permintaan tersebut karena sudah terikat sumpah setia untuk membela pasukan Salib. Agar tidak menimbulkan kemarahan Raja Hongaria dan Sultan turki, dia mengirimkan anaknya yang bernam Mircea. Dalam peperangan ini, pasukan salib mengalami kekalahan yang dahsyat di Varna. Vlad II dan anaknya menyalahkan Janos Hunyadi sebagai panglima perang dan terjadilah pertentangan yang semakin meruncing antara Vlad II dan Hunyadi. Akhirnya, pada tahub 1447 M, Vlad II dan Mircea dibunuh oleh anggota persengkongkolan yang diorganisir Hunyadi yang meliputi tuan tanah dan pedagang yang tidak puas dengan pemerintahan Vlad II.

Agar kekuasaan Wallachia tidak kosong, maka Raja Honggaria menempatkan salah satu anggota Dan II sebagai raja dengan gelar Vladislav II. Melihat Wallachia telah jatuh dalam kerajaan Honggaria, Turki membebaskan drakula pada tahun 1448 M dan ditugaskan untuk merebut Wallachia. Dengan bantuan Turki, Dracula berhasil merebut kekuasaan Wallachia, Namun dia hanya bertahan selama 2 bulan karena Janos Hunyadi berhasil mengusirnya dan menempatkan kembali Vladislav II. Maka Dracula hidup dalam pengasingan di Moldavia (kota tempat kelahiran ibunya) selama 3 tahun. Pada tahun ketiga, Pengeran Bigdan Moldavia terbunuh sehingga dia harus melarikan diri karena pelindungnya telah tiada. Sementara itu, di Wallachia, Vladislav II berubah mendukung turki. Hal ini membuat Hunyadi marah dan hal ini digunakan untuk mendekatinya. Akhirnya Hunyadi mengangkatnya sebagai penasihatnya karena Dracula pernah tinggal di Turki yang tentunya mengetahui kelebihan dan kelemahan Turki. Hunyadi kemudian menempatkan dracula di benteng Sibiu, yang terletak di barat daya Transylvania yang bertugas untuk menjaga perbatasan dari kemungkinan serangan Vladislav II. Di benteng ini, Dracula mendengar bahwa Konstantinopel jatuh ke tangan Turki sehingga membuat panik kerajaan-kerajaan Katolik karena ibu kota kekaisaran mereka, Bizantium, telah diduduki pasukan Turki.

Akhirnya, dengan dipimpin Janos Hunyadi, kerajaan Hongaria mencoba memukul mundur Turki dari Konstantinopel. Saat itu, benteng terdepan pasukan Turki terletak di Belgrade, daerah perbatasan Serbia dan Honggaria. Untuk menyerang pos ini, Dracula mengusulkan agar melakukan dua serangan sekaligus yaitu satu rombongan pasukan menyerang Belgrade dan rombongan yang lain menyerang Wallachia. Usul ini diterima dan akhirnya membawa kemenangan bagi pasukan Salib. Pasukan Hunyadi berhasil merebut benteng di Belgrade dan Dracula berhasil masuk ke Wallachia dan membunuh Vladislav II. Akhirnya, Vlad III untuk kedua kalinya menduduki tahta Wallachia.

Masa pemerintahan Dracula merupakan masa-masa teror dari tahum 1456-1462 yang sangat mengerikan. Naluri kekejaman Dracula benar-benar tersalurkan ketika dia sudah menjadi penguasa Wallachia. Kurang setahun dari kekuasaannya, dia telah membunuh ribuan orang. Para tuan tanah dan sanak kerabat Dan II dibunuh dengan cara yang belum ada sebelumnya yaitu disula. Penyulaan dilakukan dengan cara korban ditusuk dari bagian dubur dengan tiang pancang sebesar lengan tangan orang dewasa. Setelah tiang pancang masuk kemudian sula tersebut dipancangkan sehingga tubuh korban akan turun sedikit demi sedikit hingga menembus sampai kepala, mulut, atau bagian tubuh yang lain. Sejak saat itu Dracula dikenal dengan nama Vlad The Impaler (Vlad Sang Penyula).

Kisah kekejaman Dracula tersebar sampai ke pelosok sehingga tidak ada yang berani melawannya. Bahkan para perampok tidak berani melakukan aksinya di daerah Wallachia, sehingga membuat Wallachia mengalami masa yang stabil. Masa-masa stabil ini dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh Dracula untuk membangun kubu pertahanan. Dia memperbaiki benteng Poenari yang pertama kali dibangun oleh Mircea, kakek buyutnya, pada tahun 1300-an di sebuah bukit yang curam. Bangunan tersebut diperbaiki oleh para pangeran dan tuan tanah yang dijadikan sebagai budak. Selain membangun benteng guna memperkuat kekuasaannya, Dracula juga memperbaharui birokrasi gereja dengan cara mengganti kepala biara dan biarawan dari negeri asing dengan biarawan yang berasal dari Wallachia. Dia juga sering memberikan sumbangan yang besar kepada gereja-gereja agar gereja pun benar-benar mendukungnya. Salah satu gereja yang paling besar mendapatkan sumbangan Dracula adalah gereja yang ada di tengah danau Snagov yang sampai saat ini masih berdiri.
alt
Benteng Poenari

Tingkah laku Dracula yang semakin tidak terkendali membuat kerajaan Turki memburunya. Sebagai panglima perangnya, ditunjuk Radu yang merupakan adiknya sendiri. Dia merupakan salah satu anggota dari kesatuan Yanisari yang dibentuk oleh Sultan Muhammad II untuk menahan gempuran pasukan Salib dan sekaligus menandingi Orde Naga. Karena sering melakukan operasi militer secara rahasia, maka anggota kesatuan Yanisari adalah orang-orang pilihan yang sebagian besar masih kerabat sultan. Pada tahun 1462, Radu dan pasukannya mengepung benteng Poenari dan membuat tenda yang tak jauh dari benteng tersebut dengan harapan agar mudahmudah menggempur Dracula. Pada saat itu, posisi Dracula telah terdesak dan hanya tinggal dua pilihan, menyerah atau kabur. Malam hari sebelum penyerangan, salah satu prajurit Radu mengirim pesan lewat anak panah yang berisi agar dracula segera pergi melarikan diri karena esok harinya akan ada penyerangan besar-besaran oleh Radu. Surat ini ditemukan oleh istri Dracula dan meminta suaminya agar segera kabur. Tetapi, Dracula tidak mengikuti saran istrinya dan tetap bertahan di Poenari. Mendengar keputusan itu, istri dracula kembali ke kamar yang berada di salah satu menara dan berkata kepada dirinya sendiri, "Lebih baik aku membusuk di makan ikan-ikan Sungai Arges daripada ditangkap oleh orang Turki." Setelah kata-katanya selesai, ia melompat dari kamarnya dan jatuh di anak sungai Arges. Sekarang temapt mayat istri dracula diberi nama Sungai Permaisuri (Raul Doamnei/The Lady's River). Sampai saat ini masyarakat di pedesaan Rumania percaya bahwa air yang mengalir dari anak Sungai Arges tersebut dari air mata istri Dracula. Pada saat istrinya melompat dari kamarnya, ternyata Dracula telah kabur melalui lorong rahasia sehingga ketika Radu menyerang benteng dan menguasainya, Dracula sudah tidak ada lagi.
alt
Jalan Menuju ke Benteng Poenari

Sebelum pengepungan terhadap benteng Poenari sebenarnya Dracula berniat untuk menemui Raja Hongaria yang baru yaitu Matthius Corvinus, yaitu anak dari Jonas Hunyadi. Namun situasi berubah begitu cepat karena Poenari jatuh ke tangan Turki sehingga dia melarikan diri ke arah barat menuju Brasov. Sesampainya di sana, dia ditangkap oleh Raja Matthias dan dijadikan tahanan di istana Visegard yang berada di sebelah selatan Honggaria. Walaupun sebagai tahanan, dia bisa leluasa pergi kemana saja dia suka. Setelah sekian lama berada dalam pengasingan, Dracula dipindahkan ke vila yang ada dalam lingkungan istana. Di sana, dia berkenalan dengan pejabat-pejabat istana. Dia kemudian menikah dengan Ilona Szilagy, yang merupakan kemenakan Raja Matthias dan mempunyai 2 anak laki-laki.

Pada Juli tahun 1475, dia kembali menyerang Wallachia yang dibantu oleh stefen dan orang-orang Moldavian dan berhasil merebut Wallachia. Setelah berhasil merebut Wallachia, posisi Wallachia semakin lemah karena tuan tanah dan rakyat Wallachia sudah enggan mendukungnya karena kekejamannya. Ketika Dracula merebut tahta Wallachia, Radu sudah tidak menjadi penguasa Wallachia akibat kudeta dari kaln Dan II dan meninggal pada bulan Januari 1475. Kematian radu menyebabkan Dracula tidak bisa membalas dendam atas adiknya, sehingga dendam tersebut dia lampiaskan ke penguasa Wallachia waktu itu.

Pada masa pemerntahan kedua ini yang hanya setahun, Dracula banyak menghabiskan waktu di Gereja Snagov dan mengisi hari-harinya dengan mengikuti misa dan bercakap-cakap dengan kepala biara. Dalam salah satu percakapan dia menanyakan apakah ada kemungkinan dosanya akan diampuni Tuhan. Dan dia mengulang pesannya agar kelak jika mati dikuburkan di Gereja Snagov. Setelah berhasil merebut kembali Wallachia, Stefen kembali ke Moldavia dan meninggalkan Dracula bersama 2000 prajuritnya. Dengan pasukan sekecil itu, Dracula harus menghadapi ancaman dari luar berupa gelombang serangan pasukan Turki dan juga ancaman dari dalam yang berupa dendam dari para tuan tanah yang kehilangan sanak kerabatnya.

Di saat kekuasaan Drakula semakin memudar, perang salib justru semakin menghebat. Pasukan Turki telah sampai di Bukharest untuk memukul mundur pasukan Salib mundur dari wilayah Islam. Sebagai bagian dari sekutu pasukan salib, Dracula mendapatkan tugas untuk menggempur kekuatan Turki di sekitar sungai Danube. Pada awal Desember 1476, Dracula ke luar dari pintu gerbang Tirgoviste dengan pasukan yang sangat kecil dan bergerak menelusuri sungai Dimbovita dengan tujuan utama Danau Snagov. Setelah berjalan lebih kurang 15 hari, mereka tiba di danau Snagov dan akhirnya terjadilah pertempuran yang hebat antara Dracula denagn pasukan Turki. Pada pertempuran itu, Dracula tewas di tepi Danau snagov. Kepalanya kemudian di penggal dan dibawa ke Konstantinopel dan dipancang ditengah alun-alun sebagai bahan tontonan. Namun, nasib kepala Dracula kurang begitu jelas, apakah dibuang di sungai sesuai dengan kebudayaan Turki ketika itu yang membuang kepala musuhnya ke sungai setelah dipertontonkan kepada rakyat atau kepala itu diambil oleh para biarawan ketika hendak dibuang di sungai dengan cara menyogok para pengawal yang ditugaskan untuk membuangnya. Mayat Dracula ditemukan di rawa dekat Danau sSagov oleh para biarawan snagov yang kemudian dikuburkan di biara Snagov sesuai dengan permintaannnya. Pada tahun 1931, terjadi penggalian di gereja Snagov untuk melihat tulang belulang dari drakula. Namun, setelah digali ternyata hanya berisi tulang kuda atau lembu jantan. Sampai saat ini, kuburan Dracula masih merupakan misteri keberadaannya.
alt
Gereja Snagov

Sampai saat ini belum banyak yang mengungkap tentang pembantaian Dracula terhadap umat Islam. Sejarah pembantaian tersebut seolah tertutup rapat oleh bebrbagai mitos tentang sosok draculayang akibatnya hanya sedikit di antara umat islam yang mengetahuinya. Pembantaiannya terhadap umat Islam tak bisa dilepaskan dari Perang Salib. Sebagai salah satu panglima perang salib di daerah Transylvania, Dracula bertugas mencegah pasukan Turki agar tidak bisa bergerak ke Eropa Timur dan Barat dan dia memakai segala macam cara agar tugasnya terebut bisa berjalan dengan mulus, salah satunya dengan meneror umat Islam yang ada di daerah Wallachia dan sekitarnya. Sejarah mencatat puluhan mungkin ratusan ribu umat Islam dibantai oleh Dracula sepanjang masa pemerintahannya. Mereka yang menjadi korban berasal dari berbagai golongan yang sebagian besar petani, fakir miskin dan tahanan.

Namun sayang, korban pembantaian Dracula tersebut tidak pernah terungkap dengan jelas. Sosok bengisnya diubah menjadi misteri yang semakin kabur. Ada beberapa sebab mengapa sejarah pembantaian dracula tidak pernah diungkap secara terbuka diungkap secara terbuka:

1. Pembantaian Dracula terhadap umat islam tidak bisa dilepaskan dari perang salib. Negara-negara Barat yang pada masa perang Salib menjadi pendukung utama pasukan Salib tak mau tercoreng wajahnya. Mereka yang getol mengorek-ngorek pembantaian hitler dan pol pot akan enggan membuka borok mereka sendiri, Hal ini sudah menjadi tabiat Barat yang selalu ingin menang sendiri.

2. Dracula merupakan pahlawan bagi pasukan salib. Betapapun kejamnya Dracula, maka dia akan selalu dilndungi nama baiknya. Dan sampai saat ini, di Rumania, Dracula dianggap sebagai Pahlawan. Sebagaimana sebagian besar sejarah para pahlawan pasti akan diambil sosok super heronya dan dibuang segala kejelekan, kejahatan, dan kelemahannya, dan begitulah sejarah Drakula.

Sampai sekarang masyarakat masih menegenal sosok Dracula. Namun dalam sosok yang sangat jauh berbeda. Hal ini bisa terjadi karena kisahnya terus-menerus yang dikemas melalui film-film dan novel-novel yang diproduksi oleh barat sehingga bisa melekat dalam kehidupan masyarakat modern. Semua film tersebut kisahnya diambil dari Novel Bram stoker, Dracula. Melalui usaha ini, dunia Barat berusaha agar sosok Dracula tetap dikenang sepanjang masa. dan sekaligus memantapkan mitos tentang Dracula sebagai Vampir penghisap darah manusia. Dengan cara seperti ini pula mereka sengaja membuat agar sosok Dracula semakin kabur dibungkus oleh mitos. Usaha Barat ini bisa dikatakan cukup berhasil yang bisa dibuktikan dengan menghitung seberapa banyak orang yang mengetahui siapa sebenarnya Dracula. Bisa dikatakan mereka hanya segelintir orang. Dari sedikit yang mempunyai pengetahuan tentang Dracula tersebut akan lebih sedikit lagi yang mengetahui sosok Dracula secara utuh. Mereka ini mungkin sejarawan langka yang sekarang mungkin jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

Dan ada lagi yang harus dijelaskan bahwa selain mengaburkan sosok Dracula yang sebenarnya, mitos ini pun menghilangkan sosok Sultam Muhammad II atau yang lebih dikenal dengan Muhammad Al-Fatih yang di Negara barat dikenal dengan nama Sultan Mehmed II. Dalam sejarah memang disebutkan, bahwa Dracula berperang melawan kerajaan Turki, namun Sultan Mehmet II tidak disebut sama sekali seolah-olah lenyap ditelan zaman. Padahal sejarah resmi mencatat, peranan sultan dalam mengakhiri kejahatan yang ditimbulkan oleh Dracula yaitu dengan cara menggempur Dracula secara besar-besaran sebanyak 2 kali yaitu pada tahun 1462 dan 1476. Serangan pertama menyebabkan Dracula kehilangan tahtanya dan serangan kedua menyebabkan Dracula tewas. Namun, semua fakta tersebut dihapus oleh Barat. Bahkan di dalam mitos disebutkan bahwa Dracula hanya bisa dikalahkan dengan salib dan bawang putih dan bisa dibunuh dengan cara menusukkan pancang kayu salib tepat pada jantungnya. Kalau ditelisik lebih mendalam mitos tentang dracula tersebut kelihatan sekali muatan politisnya. Salib merupakan simbol utama perang salib. Ke mana pun pasukan salib bergerak, mereka membawa salib sebagai pegangan bahwa mereka sedang melakukan perang suci, dan sekaligus sebagai pelindung mereka. Dalam hubungannya dengan mitos Dracula, salib kembali dipakai. Salib dipakai sebagai simbol superioritas Barat. Mereka ingin menunjukkan hanya dengan saliblah Dracula bisa dibunuh dan hanya dengan saliblah masyarakat akan terlindungi dari teror vampir yang haus darah. Secara langsung sebetulnya mereka ingin mengatakan pada dunia bahwa pasukan bulan sabit tidak pernah berhasil membunuh Dracula, hanya merekalah yang dengan menggunakan salib dapat mengakhiri kehidupan Dracula. Inilah cara Barat menunjukkan superioritas mereka pada dunia.

Begitulah usaha barat untuk menguasai sejarah. Mereka menggunakan apa saja agar kesadaran sejarah dunia dapat mereka kuasai. Cara mereka yang begitu halus menyebabkan banyak orang tak menyadarinya. Masyarakat tak menyadari bahwa mereka telah terperangkap dalam pemahaman sejarah yang diciptakan Barat.

Untuk melihat video dukumenter tentang drakula, silahkan unduh di sini.



Sumber : http://www.catatanlepas.com/fakta/35-umum/46-dracula-sebuah-fakta-yang-dijadikan-mitos.html 

Hashashin Penebar Teror Dunia Islam


Artikel Fakta kali ini akan membahas sebuah kelompok yang begitu sangat ditakuti dikawasan Timur Tengah pada abad XI M sampai abad XIII M. Kelompok ini ditakuti karena sering menimbulkan teror dan pembunuhan terhadap lawan-lawannya khsususnya tokoh-tokoh penting dalam jajaran politik. Kelompok ini bernama Hashashin/Hashishin. Bahkan saking terkenalnya kelompok ini, konon kata assassin yang berarti pembunuh dalam bahasa Inggris diambil dari kelompok ini. Sebelum mengenal lebih lanjut tentang kelompok ini, akan diterangkan lebih dahulu sebab musabab timbulnya kelompok ini.

Ada banyak aliran atau golongan di dalam Islam seperti apa yang diramalkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam hadits bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 golongan. Salah satu golongan atau aliran dalam Islam yang terkenal adalah golongan Syiah. Insya Allah, penulis akan membahas secara panjang lebar tentang aliran syiah ini di dalam situs ini sehingga pembaca lebih mengetahui lebih jelas tentang aliran ini. Namun secara ringkas, golongan syiah merupakan golongan yang berkeyakinan bahwa Ali bin Abu Thalib merupakan penerus kekhalifahan setelah Rasulullah wafat dan tidak mengakui tiga khalifah sebelumnya yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan sebagai khalifah sebagaimana keyakinan sunni. Sunni merupakan kata singkat dari kata Ahli Sunnah wal Jama'ah atau biasa disingkat Ahli Sunnah yaitu mereka yang senantiasa tegak di atas islam berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah yang shahih berdasarkan pemahaman para sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in. Salah satu keyakinan sunni yaitu mengakui bahwa Khalifah sesudah Rasulullah wafat adalah Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, sesudah itu Utsman bin Affan dan kemudian Ali bin Abu Thalib. Akibat dari dua keyakinan yang berbeda ini, sebagai akibatnya timbul keyakinan di dalam aliran syiah bahwa kekhalifahan Ali telah dirampok dan dirampas oleh sunni. Maka dari itu mereka sering mengadakan pemberontakan dan kekacauan terhadap pemerintahan di mana pemerintahan itu dipegang oleh kaum sunni yang pada saat itu di pegang oleh kekhalifahan bani Umayyah dan bani 'Abbasiyah.

Perlu diketahui bahwa syiah pun terpecah menjadi beberapa sekte, di antaranya yang terkenal adalah sekte Ismailiyah, Zaidiyah dan Imamiah atau Istna 'Asyariyah (12 Imam) dan diantara sekte-sekte tersebut saling bermusuhan satu sama lain. Sekte Ismailiyah di bawah pimpinan para imamnya telah berhasil membangun gerakan rahasia bawah tanah yang berkelanjutan terhadap kekhalifahan Abbasiyah. Mereka bermaksud merealisasikan gagasan-gagasan revolusioner mereka dengan cara membangun Negara Syiah pertama, Kerajaan Fathimiyyah, di sepanjang Mediterania dan Levant, dengan ibukotanya Kairo pada Januari 910 M. Dengan demikian di dunia islam terbagi menjadi dua kekuatan besar yang saling memusuhi yaitu kekhalifahan Abbasiyah yang sunni yang berpusat di Baghdad dan kekhalifahan Fathimiyyah yang syiah yang berpusat di Mesir. Namun kekhalifahan Abbasiyah pada saat itu sudah banyak dipengaruhi oleh bangsa Turki di bawah kendali Kesultanan Seljuk Raya sehingga mengakibatkan kekhalifahan Abbasiyah hanyalah sebuah symbol belaka.

Peta Kekuasaan Kerajaan Fathimiyyah pada zaman keemasannya

Pada tahun 1094 M, ketika Khalifah Fatimiah VIII dan Imam kelompok Ismailiyah Maad al-Mustansir Billah sakit di Kairo, Wazirnya yang berpengaruh, Al-Afdal, mengambil alih kekuasaan negara dan menunjuk anak bungsu khalifah, Al-Musta'i (ipar sang wazir) sebagai khalifah, dalam sebuah kudeta di istana. Nizar, sang pewaris kekuasaan yang sebenarnya, pergi ke Alexandria, di sana dia mendapat dukungan kuat dan kemudian memimpin perlawanan, tetapi kemudian dikalahkan dan dibunuh atas perintah saudaranya. Hal ini menyebabkan perpecahan di kalangan Ismailiyah, dan para pendukung Nizar, yang dijuluki kaum Nizaris atau Nizariyyah, pindah ke timur dan melanjutkan perjuangan mereka di bawah pimpinan mereka si penyeru dari Persia yang kharismatik, Hassan-i Sabbah. Hassan al-Sabbah merupakan pendiri sekaligus Grandmaster Assassins. Hasan berasal dari daratan Persia. Ferdinand Tottle dalam bukunya berjudul Munjid fil Adabi (1956) menulis bahwa Hassan dikirim oleh Ibnu Attash di tahun 1072 M ke Mesir untuk menemui Khalifah al-Muntashir dari Daulah Fathimiyah yang beraliran Syiah.

Mesir kala itu dikuasai kelompok syiah, di mana Perguruan Tinggi Al-Azhar merupakan lembaga pendidikan ternama kaum Syiah. Hasan menuntut pendidikan di lembaga tersebut. Sepuluh tahun kemudian, dalam usia ke-31, Hasan kembali ke Persia. Ketika Ibnu Attash wafat, Hassan menggantikan kedudukannya. Sebelum Hassan kembali ke Persia, Assassins masih menjadi gerakan bawah tanah yang belum berani menampakkan diri di atas permukaan. Dan ketika Hassan telah kembali, maka Assassins baru menampakkan diri sebagai satu gerakan dalam Sekte Syiah Ismailiyah yang beda dengan sekte-sekte lainnya. Sekembalinya Hassan ke Persia, gerakan Assassins mulai memperluas pengaruhnya ke seluruh penjuru Persia dengan merebut wilayah-wilayah strategis. Wilayah Iran Utara sampai pesisir Laut Kaspia, yang sejak zaman Romawi banyak berdiri kota-kota benteng menjadi sasaran utama. Beberapa kota benteng yang kokoh berdiri di antaranya Alamut, Girdkuh, dan Lamiasar berhasil dikuasai. Hassan-i Sabbah sebelumnya dikenal sebagai sebagai penyeru utama, Da'i, di mesin propaganda rahasia kalangan Fatimiah di dalam kekhalifahan Abbasiyah. Dia lalu memimpin kelompok perlawanan Nizariyyah, dan berhasil mendapatkan dukungan dari mayoritas syiah Fatimiah di Levant, Persia, Iraq, sekelompok pengikut bawah tanah di jantung kekhalifahan Fatimiah, di Mesir, dan di Afrika Utara lainnya. Meski demikian, dengan memisahkan diri dari kekhalifahan Fathimiyyah, para pengikut Hassan-i Sabbah menjadi terkucil dan kalah kekuatan di wilayah musuh.

Tidak puas hanya bertahan, sebaliknya teguh untuk membangun suatu negara impian yang baru, Kaum Nizariyyah merancang suatu strategi untuk mengendalikan benteng-benteng yang secara strategis penting dengan diam-diam meng'islam'kan para penduduk di dalam wilayah dan di sekitar benteng-benteng strategis Ismailiyah. Mereka membangun suatu bentuk baru 'negara di dalam negara' yang mencakup beberapa 'pulau' pemukiman yang dikelilingi tembok di wilayah, sekarang ini, Iran, Irak, Syria dan Libanon. Awal yang resmi dari Federation of the Hashshassin adalah tahun 1090 M ketika Hassan-i Sabbah mendirikan basis pertamanya di Daylam, di dalam benteng Alamut di selatan laut Kaspia. Alamut tetap menjadi ibukota dari 'Federasi kaum Hashshasshin', dan tempat bermukim para pemimpinnya, disebut penguasa Alamut, hingga keruntuhannya.

Lokasi Assasins

Ada beberapa pendapat tentang asal-usul nama Hashshasshin ini. Ada yang berpendapat bahwa nama ini diambil dari kata arab yaitu Hashishin yang berarti pengguna hashis (ganja). Kata ini diambil karena merujuk kepada perbuatan kelompok ini yang sering menghisap ganja. Ada juga yang berpendapat bahwa kata Hashashin itu sendiri berasal dari pemimpin mereka yaitu Hasan-i Sabbah atau yang dijuluki sebagai The Old Man from Mountain. Jadi Hashashin maksudnya adalah pengikut Hasan. Dan karena kemahiran Hashashin untuk membunuh, maka Hashashin menjadi asal kata dari Assasin. Namun menurut sejarawan Amin Malouf, Hasan-i Sabbah suka menyebut pengikutnya dengan Asasiyun yang berarti asas (fondasi) dari iman. Namun walaupun ketiga pendapat itu berbeda-beda, bisa ditarik kesamaan bahwa Hashashin merupakan sebuah komunitas yang merupakan pengikut dari Hasan-i Sabbah yang sangat taat kepadanya dan setiap calon anggota atau pun anggotanya sering menggunakan ganja (hashis). Penyimpangan total terhadap syariat islam dan keyakinan masyarakat syiah yang mereka lakukan menjadi alasan para ulama syiah mendakwa mereka sebagai orang-orang murtad dan sesat. Assassins sebenarnya bukan hanya beda di permukaan, tapi memiliki perbedaan secara substansial dan doktrinal. Secara akidah sebenarnya Assassins tidak lagi bisa dipandang sebagai bagian dari kaum Muslimin karena mereka tidak mewajibkan sholat, zakat, dan puasa, sesuatu yang sangat esensial di dalam Islam.

Dalam history of the Assasins, Amin Malouf menjelaskan bahwa Hasan-i-Sabbah adalah master budaya dan penyair yang menguasai sains modern. Hasan bin sabah berusaha keras membangun organisasi Assasins. Dia adopsi teknik-teknik Darul Hikmat yaitu pusat pengajaran ilmu kedokteran dan astronomi di kairo, Mesir. Dia berambisi memajukan organisasi yang dipimpinnya itu. Terbukti, setelah dua abad lebih kelompok assasins lihai membunuh musuh-musuhnya dengan racun dan senjata. Kelompok-kelompok ini juga mahir melakukan serangan-serangan bawah tanah yang pernah menjadi momok di kawasan timur tengah. Karena tidak mampu membentuk satuan tentara konvensional, kaum Nizariyyah membentuk peperangan asimetris yang mengubah tindakan pembunuhan politis menjadi suatu sistem untuk bertahan hidup dan pertahanan terhadap musuh-musuhnya. Mereka melatih pasukan komando tersamar yang sangat terlatih (ahli dalam bahasa, ilmu pengetahuan, perdagangan dan lain-lain, yang dikenal sebagai Fedayeen, yang secara diam-diam akan menginfiltrasi posisi musuh dan selalu menyamar. Jika warga Nizari menghadapi ancaman pembunuhan atau benteng mereka akan diserang, Fedayeen diaktifkan untuk menghadapi serangan tersebut. Kaum Hashshashin juga termasuk kelompok pertama yang menggunakan sinyal pantulan cermin di siang hari untuk berkomunikasi dengan basis terdekat, khususnya sekitar alamut dan di malam hari mereka menggunakan sinyal api.

Fedayeen menggunakan ketrampilan mereka yang termasyhur untuk tujuan-tujuan politik tanpa harus membunuh; misalnya seorang korban, biasanya berpangkat tinggi, di suatu pagi akan mendapati belati Fedayeen di atas bantalnya di saat bangun pagi. Ini petunjuk yang jelas bagi orang tersebut bahwa dia tidak lagi aman dimanapun, bahwa lingkaran dalam para pelayannya telah diinfiltrasi oleh kelompok pembunuh tersebut, dan bahwa tindakan apapun yang menyebabkannya berkonflik dengan kaum Hashshashin harus dihentikan, jika ia ingin hidup. Di Persia mereka menggunakan taktiknya secara langsung terhadap kaum Turki seljuk yang membunuhi kaum Nizari. Saat membunuh tokoh tertentu, mereka sangat hati-hati, melakukannya tanpa jatuhnya korban yang tidak perlu dan hilangnya nyawa orang yang tak bersalah, meski mereka juga sengaja membentuk reputasinya yang mengerikan dengan membantai korbannya di depan umum. Umumnya, mereka mendekati dengan memakai samaran, atau telah menjadi agen tersamar di suatu kelompok. Mereka lebih menyukai belati atau pisau kecil yang tersembunyi, mereka menolak menggunakan racun, panah atau alat lain yang bisa memungkinkan penyerangnya lolos dan hidup. Di Levant diyakini bahwa Saladdin atau Salahuddin Al-Ayyubi, yang kesal akibat beberapa serangan hashshashin yang hampir berhasil atas dirinya, mengepung basis mereka di Syria, Masyaf, saat pengambilalihan kembali Outremer di tahun 1176. Lalu ia mengakhiri pengepungan tersebut setelah perjanjian, dan setelahnya berusaha menjaga hubungan baik dengan sekte tersebut. Dari sekte itu sendiri tersiar kabar bahwa assassin Rashid-ad Dinan menyelinap ke dalam tenda Saladdin, di tengah-tengah kampnya, meninggalkan sepotong kue yang telah diberi racun dan selembar surat bertuliskan "Anda berada dalam genggaman kami" yang ditaruh di perut Saladdin saat dia tidur, dan kemudian menyelinap keluar lagi tanpa suatu halangan.

Kaum Hasshashin seringkali menerima kontrak dari pihak luar. Richard the Lionheart adalah salah satunya yang dicurigai membayar mereka untuk membunuh Conrad de Montferrat. Dalam banyak kasus, kaum Hashshashin digunakan untuk mempertahankan keseimbangan musuh mereka. Korban-korban yang terkenal diantaranya Wazir Abbasiyah yang terkenal Nizam al-Mulk (1092), Wazir Fatimiah al-Afdal Shahanshah (1122)(bertanggung jawab memenjarakan kaum Nizari), Ibn al-Khashshab dari Aleppo (1125), al-Bursuqi dari Mosul (1126), Raymond II dari Tripoli (1152), Conrad de Montferrat (1192), dan pangeran Edward (kemudian menjadi Edward I dari Inggris) terluka oleh pisau beracun Hashshashin di tahun 1271. Dikarenakan kelihaian mereka untuk membunuh, tidak heran majalah Time  memasukkan mereka ke dalam 10 Pasukan Elite terhebat sepanjang masa.

Pembunuhan terhadap Nizam Al-Mulk, wazir Seljuk oleh agen Hashashin

Benteng Alamut merupakan benteng terkuat karena berdiri di atas puncak pegunungan di mana hanya ada satu jalan untuk keluar dan masuk, itu pun sangat sulit dan terjal. Di dalam benteng yang merupakan peninggalan dari Kaisar Romawi Trajanus (98-117M) terdapat ruangan-ruangan yang membingungkan dan sebuah taman rahasia di tengahnya, di mana tidak setiap orang bisa mengaksesnya. Oleh Hassan al-Sabbah, Benteng Alamut digunakan sebagai markas besar kelompok tersebut. Dari Alamut inilah kelompok Assassins menyebarkan terror ke seluruh lapisan kerajaan, baik dari pihak Syiah maupun lawannya Sunni-Abasiyah dan Seljuk. Masa-masa itu dikenal sebagai masa The Great Terror. Kekuatan Assassins ini demikian melegenda hingga menjadi pembicaraan kaum Salib Eropa.

Benteng Alamut

Benteng assassin di lembah alamut (Alamut = ‘istana’ kematian) yang merupakan markas besar mereka menjadi salah satu legenda Persia yang terkenal dengan sebutan surga dunia. Benteng ini dijuluki Eagele’s Nest atau sarang Elang dibangun di sebuah gunung tinggi yang hampir mustahil untuk diakses dan bahkan jika usaha dilakukan untuk mendaki Alamut, akan memakan banyak waktu bagi orang untuk menuju ke puncak yang berarti para prajurit di benteng tersebutmemiliki cukup waktu untuk mengunci dan membunuh target mereka. Alamut terletak di Pegunungan Alborz pusat dekat Propinsi Kazvin yang hanya ratusan kilometer dari Teheran, Iran. Benteng dibangun oleh Hamdollah Mostowfi pada ketinggian 2.100 meter dan hanya ada satu jalan yang mengakses ke benteng yang dijaga ketat oleh tentara dan prajurit yang membuat rute yang mungkin untuk ditembus. Sisi lain dari Alamut tentu terlindungi karena memiliki kemiringan yang curam kerikil yang berarti bahwa tentara akan melalui rute yang membuatnya jatuh ke lembah jika mereka kehilangan langkah. Benteng itu terawat baik dan memiliki jaringan yang luar biasa, pasokan air dan penyimpanan makanan untuk seluruh pasukan. Marco polo terkesan akan kemegahan dan kemewahan benteng tersebut. Usai perjalanannya melintasi benteng itu pada tahun 1271 M, dia menulis:

"Di lembah elok itu, diantara dua tinggi menjulang, dia (Hasan bin Sabah) membangun taman-taman mewah. Didalamnya tumbuh semua pohon berbuah ranum dan segala tumbuhan harum yang bisa dipetik. Istana-istana dengan ragam luas dan bentuk dibangun di setiap hamparan taman yang berbeda-beda. Istana-istana itu dihias batu emas. Di dinding-dindingnya bergelantungan lukisan-lukisan. Di jendela-jendelanya bermacam kelambu sutra mewah terpanjang. Di ruang-ruang istana, suguhan anggur, susu, madu dan air bersih tersaji di setiap sudutnya. Penghuninya gadis-gadis cantik molek. Mereka semua pandai bernyayi, memainkan berbagai macam alat musik dan menari. Mereka semua manja serta memikat dengan musik. Sebuah kastil kokoh, seolah mustahil dihancurkan menancap di gerbang. Dia ingin tak seorang pun masuk ke "surga dunia” itu tanpa ijinnya. Itulah pintu masuk menuju lembah elok itu. Beberapa pemuda yang berumur dua belas hingga dua puluh tahun yang memiliki semangat tarung yang tinggi, dibawa masuk ke dalam taman yang berada di tengah-tengah benteng. Mereka dibawa masuk bergiliran, sekitar empat, enam, atau sepuluh pemuda. Sebelumnya, mereka disuguhi minuman keras dan candu yang membuat mereka mabuk berat atau tertidur pulas. Baru setelah itu mereka diangkat dan dipindahkan ke dalam taman. Ketika bangun, para pemuda itu mendaati dirinya berada di tengah taman yang sangat indah. Mereka dikelilingi para gadis-gadis perawan yang mengenakan pakaian sungguh menggoda. Para gadis itu menghibur, merayu, dan melayani keinginan para pemuda tersebut. Mereka sungguh-sungguh dimanjakan. Para pemuda itu menyangka mereka sedang berada di surga. Sehingga ketika Hasan al-Sabbah sebagai pimpinan tertinggi Hashyashyin memberi tugas atau perintah kepada mereka maka mereka akan dengan senang hati akan melaksanakannya.“Surga” yang sangat indah telah menantikan para pemuda tersebut jika tugasnya selesai. “Saat kau kembali, bidadari-bidadariku akan membawamu ke surga. Dan jika pun kau mati, kau pun akan pergi juga ke surga, ” ujarnya."

Penggunaan candu atau Hashyishy inilah yang oleh Marcopolo, kelompok ini disebut kaum Hashyashyin. Namun, kunjungan Marco Polo dianggap fiktif karena basis pertahanan assassin tersebut telah dihancurkan oleh tentara mongol pada tahun 1256 M.

Reruntuhan Benteng Alamut

Arkun Daraul dalam karyanya A history of Secret Societies membagi kelompok rahasia pengikut assassins menjadi tiga lapis yaitu para misionaris (Dayes), para sahabat (Rafiq), dan murid-murid yang teruji kesetiannya yaitu pecintanya (Muhibbin). Golongan terakhir adalah para eksekutor terlatih. Para muhibbin mencirikan diri dengan topi putih dan sepatu boot merah. Ketiga lapis kelompok assassins, selain mahir menghujam belati di dada korbannya, mereka juga menguasai bermacam bahasa. Ada kalanya mereka berdandan dan berperilkaku seolah pendeta. Mereka juga berbaur dengan masyarakat dengan menjadi pedagang dan serdadu. Intinya, mereka siap menyamar apa saja sebagai kedok demi menjalankan misi dan meraih tujuan. Kata sandi anggota assassin adalah “Dari Surga”. Setiap ada "surat perintah jalan” untuk misi, eksekutor assassin akan mendapat pertanyaan “Dari mana asalmu?” Sang eksekutor pun menjawab,"Dari Surga.” Setelah dipastikan, instruksi dimandatkan “Bunuhlah fulan/fulanah. Setelah berhasil kau akan kembali menghuni surga. Jemputlah kematian. Karena para malaikat tak sabar mengangkatmu ke surga."

Pengaruh assassin menyebar ke seantero jagad hingga pertengahan abad 13. Setelah Hasan bin Sabah terbunuh di tangan anaknya sendiri, Muhammad, kelompok assasins mengalami kemunduran. Kemudian Muhammad juga dibunuh anaknya sendiri. Tahun 1256/1257 markas besar assassin benteng Alamut jatuh ke tangan mongol yang menandai akhir riwayat assasins. Pada tahun 1257, Benteng Assassin di Syria (Masyaf) jatuh ke tangan Sultan Baybars. Tamatlah riwayat kekuatan militer assassin yang tak terkalahkan pada masanya.

Benteng Assassin di Masyaf, Syiria

Walaupun Assassins sudah lenyap dari permukaan bumi, ada beberapa rahasia yang masih tersembunyi di dalam organisasi assassins khususnya mengenai hubungan antara assasins dengan ksatria templar dalam perang salib. Insya Allah mengenai kstaria templar akan diulas dalam situs ini. Namun Bukan rahasia umum lagi bila Assassins dan Templar di kemudian hari benar-benar melakukan kerjasama. Templar sering mengorder Assassins untuk membunuh musuh-musuh politiknya. Sebab itu, banyak sejarawan Barat yang menuding di antara kedua sekte khusus pencabut nyawa ini sesungguhnya terjalin satu kerjasama dalam bentuk yang tersembunyi. Hal ini dikemukakan oleh Prof. Carole Hillenbrand, Guru Besar Studi Islam dan Bahasa Arab University Edinburgh, Skotlandia. Apakah Assasins bertugas menimbulkan kekacauan dan perpecahan di kalangan Islam dengan melakukan serangkaian pembunuhan di berbagai dinasti Islam yang kuat sebagaimana ordo yohanit (Benih-benih ksatria templar) di saat yang sama menyusup ke Vatikan dan memprovokasi Paus agar mengobarkan Perang Salib untuk merebut Yerusalem? Pertanyaan itulah yang sampai sekarang belum terjawab.

Minggu, 04 Maret 2012

Ekonomi Bahasa Inggris - Jawapos 19 Oktober 2011


Tidak semua bangsa-bangsa yang maju bisa berbahasa Inggris, tetapi anehnya bangsa-bangsa yang maju itu punya ke-pede-an yang bagus. Jadi meski bahasa asing yang diterima secara internasional (misalnya bahasa Inggris) kurang bagus, mereka pede saja.

Di Harvard, saya banyak bertemu anak-anak muda yang TOEFL-nya di atas 600, tetapi kalau bicara, hmm,… susah juga saya mengerti apa yang mereka mau sampaikan. Tapi toh mereka pede aja. Yang saya sering bingung adalah orang-orang yang diajak bicara, tak jarang sama-sama susah dimengerti apa yang mau disampaikan. Inggris logat India bertemu logat Korea dan Meksiko, susahnya minta ampun untuk dimengerti. Tetapi mereka bisa tertawa-tawa bersama.

Saya pikir itu hanya saya saja yang tidak mengerti. Tetapi Prof. Michael Porter, Guru Besar senior di Harvard mengatakan hal yang sama kepada saya. Meski demikian, kita sebagai guru pantang mengintimidasi kemampuan bahasa seseorang. “Bahkan gesture kita saja tak boleh mengintimidasi,” ujarnya.

Makuto Naruto
 Di Boulder – Colorado, 20 tahun yang lalu saat belajar bahasa Inggris, saya pernah diajak makan siang oleh seorang teman dari Jepang. Dia bertanya, mau tidak makan siang di Makuto Naruto. Penasaran dengan nama resto itu, saya pun mengikutinya. Ternyata itu Mc Donald’s. Begitu sampai di restoran saya pun terbahak-bahak dan kawan saya kebingungan tidak mengerti mengapa saya menertawakannya. Setelah dijelaskan ia pun tertawa sambil menggosok-gosok kepalanya. Orang Jepang kesulitan mengeja kata yang huruf penutupnya bukan huruf hidup, jadilah Mc Donald, Makuto Naruto.

Tetapi mengapa dengan bahasa Inggris pas-pasan seperti itu mereka bisa mengasai dunia dan ada di mana-mana? Mereka ada di seluruh sudut Eropa hingga ke Rusia dan eks Uni Soviet, di seluruh jagat Afrika, dan tentu saja di Asia. Bahkan jauh sebelum menduduki Indonesia, orang-orang tua kita bercerita, mereka sudah menjelajahi kampung demi kampung dengan membawa pikulan.
Kini kita juga menyaksikan orang-orang China dengan gelombang yang lebih besar lagi menjelajahi seluruh jagat raya. Sebelumnya orang-orang Korea dan India juga melakukan hal serupa. Tak semua imigran itu kaum sekolahan. Sebagian besar generasi pertama asal China dan India yang datang ke Amerika memang banyak didominasi oleh para penganggur yang berprofesi sebagai penjaga toko dan supir taksi.

Berkat Guangxi atau jejaring sosial, mereka survive dan memupuk modal. Orang-orang China perantauan ini membuka usaha restoran dengan menu dan desain yang sama direplikasi, dari uang arisan menyebar ke berbagai kota. Orang-orang Korea juga sama. Kalau tak bisa berbahasa Inggris juga tidak masalah. Mereka membuka usaha kecil yang membuka peluang untuk berbicara dengan konsumen sedikit mungkin. Mereka membuka usaha laundry yang dioperasikan secara otomatik.

Demikian juga orang-orang Eropa Timur. Mereka masuk ke Amerika dengan membuka losmen-losmen kecil di daerah pinggiran. Tidak bisa berbahasa Inggris tetapi pede aja. Hasilnya generasi kedua mereka menjadi global citizen.

Do You Have Brain
Kisah orang-orang Indonesia diperantauan ternyata juga ada. Di tepi danau Rocca Di Papa, dekat Roma-Italia, saya bertemu Dewi Francesca yang dulu menjadi pelayan restoran di Bali. Dewi kini menjadi pemilik kafe yang indah dan diminati para honeymooners. Apakah sejak dulu Dewi bisa berbahasa Itali? Ternyata tidak.

Di Amerika, orang-orang yang mempunyai usaha kecil juga bukan orang-orang yang berangkat dengan TOEFL score yang tinggi. Seorang ibu yang sukses memimpin sebuah usaha pernah saya temui di sebuah swalayan milik orang Korea dengan kata-kata yang aneh. Rupanya ia ingin membuat gulai otak untuk suaminya. Saat menanyakan pada petugas toko, ia bilang begini: “Sir, do you have brain?” Tentu saja petugas toko mendelik.
Saya jadi teringat dengan Tukul Arwana yang kosa kata bahasa inggrisnya semakin hari semakin banyak dan terlihat pandai. Apa rahasianya?

Belajar dari para perantau yang berhasil dan dari komedian yang cerdas, mungkin kita perlu berkaca dengan sistem pendidikan bahasa di sekolah-sekolah kita. Dulu saya belajar bahasa Inggris sejak SMP. Anak-anak sekarang sudah mulai belajar bahasa Inggris sejak kelas 1 SD. Bahkan ada yang dari TK. Jadi, masalahnya bukanlah kapan seseorang mulai belajar bahasa, melainkan apa yang diajarkan.

Setahu saya sekolah-sekolah kita, selalu fokus pada rumus, angka, dan rule. Bahkan yang diajarkan di bahasa adalah grammar dan pronounciation. Grammar itu penting, tetapi tanpa keberanian berbicara dan menulis, anak-anak kita tidak akan pergi ke mana-mana. Mereka bahkan bisa menjadi sangat takut berbicara, kala grammar-nya lupa, atau pronounciation-nya salah. Padahal, di dunia internasional keberanian untuk berbicara akan membuka masa depan seseorang. Orang-orang yang beranilah yang akan menguasai dunia. Yaitu berani salah selagi muda, tapi terus belajar mengoreksi diri. Yuk pupuk keberanianmu!

Rhenald Kasali
Guru Besar Universitas Indonesia

Sabtu, 03 Maret 2012

Analogi Timnas Garuda dengan Negara Indonesia


Assalamu'alaikum wr. wb.
Menilik beberapa hari lalu digelar pertandingan antara Timnas Sepak Bola Indonesia melawan Timnas Sepak Bola Bahrain dalam pagelaran Pra-Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Bahrain. Timnas Indonesia yang saat itu bermaterikan pemain-pemain muda yang miskin pengalaman internasional dipaksakan bertanding di level yang belum saatnya. Alhasil Timnas Indonesia kalah 10-0 dari Timnas Bahrain yang saat itu butuh minimal 9 gol untuk lolos ke fase selanjutnya dengan syarat Qatar kalah dari Iran. Namun nasib berkata lain, meskipun Bahrain "menghancurkan" Timnas Indonesia, Bahrain pun gagal melaju ke fase selanjutnya karena Qatar bermain imbang dengan Iran 2-2. 

Maaf terlalu bertele-tele, disini saya sebenarnya hanya ingin membandingkan antara Negara Indonesia dan Timnas Sepak Bola Indonesia, bukan tanpa alasan..
Coba Anda bayangkan apabila negara ini dipimpin dan dikendalikan oleh orang-orang yang tidak kompeten dibidangnya? padahal sudah dijelaskan dalam hadits 

"Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya" (HR Bukhari)" 

Anda tidak perlu membayangkan bagaimana keadaan bangsa dan negara ini, apabila Timnas dibantai 10-0, Negara ini mungkin akan mengalami masa suramnya, jatuh ke titik nadir. Namun pada kenyataannya seperti yang saya amati sekarang ini, pemimpin-pemimpin kita hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan kewajibannya. Presiden yang lebih fokus ke partainya daripada rakyatnya, Menteri-menterinya banyak yang merupakan pesanan partai politik, yang bisa dibilang kurang kompeten di bidangnya. Menteri-menteri yang berusaha menjadikan Indonesia lebih baik mungkin bisa dikatakan kurang patuh pada yang memilih kemidian di "Reshuffle". Padahal Pemimpin Indonesia dulu juga memberontak, untuk me merdekakan Indonesia dan membuat Indonesia lebih baik. Andaikan Soekarno tidak mengumandangkan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 dan menurut saja dengan kata Jepang dan Sekutu yang saat itu memimpin negeri ini. Anda boleh bayangkan berapa orang kulit berwarna yang masih hidup di negeri ini. Mungkin bisa seperti Australia, yang sampai saat ini suku Aborigin menganggap hari kemerdekaan Australia sebagai hari terebutnya tanah kelahiran mereka ke bangsa lain.


Pemimpin-pemimpin ribut dengan sendirinya, menutup telinga dari jeritan rakyat, menurut pengamatan saya yang masih sekolah ini, Presiden betul-betul berusaha untuk rakyatnya hanya maksimal 1-2 tahun dibagi antara awal kepemimpinan dan akhir kepemimpinan untuk membangun pencitraan dirinya dan untuk bersaing di kancah pemilihan umum.

Maafkan saya yang agak lancang ini, karena sungguh, saya hanya rakyat biasa yang sebenarnya tidak mengerti apa saja yang dilakukan pemerintah selama kepengurusan yang menurut saya lebih fokus terhadap Prihatin, Pencitraan, Partai, dan Album. Coba kita tengok negara lain seperti halnya Iran, walaupun dia diblokade dari segala aspek, negeri itu tetap hebat, tidak mau didekte siapapun. Tetap teguh pada pendiriannya, yang bagi saya, negara itulah macan Asia atau macan Dunia yang sebenarnya. Mulai pemimpin yang pro rakyat amanah kepada rakyatnya. Apabila anda cari artikel di Internet tentang Presiden Termiskin di Dunia, Anda akan menemukan nama "Mahmoud Ahmadinejad", coba Anda bandingkan sendiri dengan kondisi di negeri ini, yang pemimpinnya berhura-hura berpesta pora duduk dibawah rakyat yang sebagai kursinya, sebagai sandaran kakinya, untuk ditindas. Indonesia menurut saya juga sudah saatnya mempunyai penasihat spiritual seperti "Ayatullah Khomeini" agar tidak salah mengambil kebijakan yang selama ini kurang pro rakyat. 

Menurut pengamatan saya, rakyat hanya dilibatkan penuh dalam negeri ini adalah saat pemilu, pernah saya menonton acara TV tentang masyarakat di perbatasan kalimantan, mereka mengeluh bahwa saat kampanye suara mereka sangat diperlukan, para calon berdatangan untuk mengunjungi dan "prihatin" kepada mereka, kemudian ditinggalkan.


Terlebih pembuatan kebijakan yang menurut saya kurang tepat sasaran, seperti menaikkan harga BBM kemudian memberikan BLT kepada masyarakat yang menurut mereka kurang mampu. Bahkan kabar dari sebuah media pemerintah telah menyiapkan dana 25 TRILIUN untuk BLT. Mengapa BLT? mengapa tidak membuka lapangan pekerjaan? toh tidak harus membuka lapangan pekerjaan itu dengan Pabrik yang biaya Infrastrukturnya besar. toko-toko kecil semacam minimarket juga bisa, yang jelas untuk membuka lapangan pekerjaan, coba Anda bayangkan berapa minimarket yang bisa dibuka? dan masyarakat yang bekerja di dalamnya? selain itu pendapatan dari sebuah pengelolaan minimarket juga dapat dialokasikan untuk membuka/membuat lapangan pekerjaan yang baru. Bukan malahan memberikan BLT yang kebanyakan ini kurang tepat sasaran, banyak orang mampu yang menerima. Lebih buruknya lagi saya membaca Kompas bahwa pemerintah berencana menambah utang maksimal 50 Triliun (baca: http://bit.ly/xpriy6) padahal utang Indonesia saat ini sudah tembus 1830 Triliun (baca: http://bit.ly/zRUWJ4). Itu semua uang bukan daun. Walaupun hutang untuk memperbaiki Infrastruktur mau sampai kapan hutang terus? emang siapa yang nanggung? saya bicara begini karena saya juga salah satu yang bayar utang itu dari pajak yang dibayarkan tiap tahunnya. 

Contoh lain yang tidak kalah parah adalah eksploitasi besar-besaran oleh perusahaan asing, padahal pada Pasal 33 UUD 1945 kiranya sudah jelas menyatakan bahwa seluruh kekayaan alam di Indonesia diperuntukkan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun nyatanya? kekayaan alam di Indonesia diperuntukkan bagi orang asing yang berkepentingan atas rakyat Indonesia. sebenarnya yang punya barang itu siapa? kita atau mereka? mengapa kita lemah sekali? tak berdaya apapun. Atau mungkin pasal tersebut sudah berubah isinya karena banyaknya Amandemen jadi saya tidak tahu-menahu. Jadi hanya orang idiot dan dungu yang memberikan semua itu tanpa memperhatikan bangsanya. Ibarat Anda punya beberapa kepingan emas kemudian orang tersebut mengambilkannya untuk Anda, kemudian Anda diberi satu keping dan sisanya untuk orang yang mengambilkan tersebut. Apakah Anda terima? kalau terima berarti Anda layak masuk Rumah Sakit Jiwa atau dibuang ke Mars.

Kemudian ada lagi, pasal yang menurut saya kemungkinan sudah diubah/diamandemen pemerintah yaitu pasal 34 ayat 1  UUD 1945 yang isinya "
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara". Sekali lagi saya tidak tahu-menahu sudah diamandemen atau belum. Yang jelas yang merumuskan semua itu adalah "founding father" Indonesia bukan orang gila. Jadi sekira cukup sekian dulu tulisan dari saya, Saya harap setelah ini kita semua merenung, banyak menonton film dokumenter seperti apa perjuangan Rakyat Indonesia memberikan segalanya untuk bangsa dan negara ini tanpa memedulikan suku, agama, ras, dan segala yang dimilikinya, mulai dari petani kecil sampai bangsawan pun ikut berjuang demi kemerdekaan negeri ini. Aku pun tak sudi melihat hal miris seperti ini.  Namun apadaya, saya hanya rakyat kecil yang tidak tahu apa apa.
Sekali lagi, Undang-Undang Dasar adalah Konstitusi Republik Indonesia bukan kitab Mantra Harry Potter. Yang menyusun Undang-Undang Dasar juga Founding Father Indonesia, bukan Orang gila semoga pemimpin Indonesia setelah ini "jauh" lebih baik (ingat, jauh lebih baik, bukan sedikit lebih baik) dari sebelumnya. bukankah Sumpah Presiden dan Wakil Presiden saat akan dilantik itu seperti ini bunyinya...

"Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa." 

Coba Anda cermati pada bagian "
memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang  dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa". jadi saya tidak salah apabila 2 UUD tersebut tadi saya masukkan. 

Maaf apabila ada kata yang kurang berkenan.
Sekian. Wassalamu'alaikum wr.wb

Jumat, 02 Maret 2012

Hadits Pilihan


Hadits Pilihan hari ini aku copas dari muslimlife.com
1. Ridha Allah Tergantung Orang Tua


(Ridhar-Rabb fii ridhal waalidain wa sakhathuhu fii sakhathihimaa)
Ridha Tuhan tergantung ridha kedua orang tuanya dan murka Tuhan tergantung murka keduanya (HR. Thabrani).
Penjelasan :
Hadits di atas menjelaskan pada seorang anak agar patuh dan tundk pada perintah orang tua. Sebagai seorang anak, kita tidak boleh membuat orang tua menjadi marah dan sakit hati. Hal ini sesuai dengan anjuran Allah SWT dalam firman-Nya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua…” (QS. An-Nisa’ [4]: 36).
Orang tua adalah manusia yang membesarkan dan mendidik anak sejak masih dalam kandungan seorang ibu sehingga dewasa. Orang tua lah yang mendidik kita dengan penuh kasih sayang dan tanpa meminta balasan apapun. Balasan seorang anak yang paling membuat bahagia orang tua adalah mendoakan kedua orang tua dan berbuat baik pada keduanya, meskipun keduanya sudah tua renta.
2. Berbakti pada Orang Tua


(‘An Abdullah qaala, sa’altun Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Ayyul ‘amal ahabbu ilallaahi?” Qaala: “Ash-shalaatu ‘alaa waqtihaa”. Qaala: “Tsumma ayyun?” Qaala: “Birrul waalidain”. Qaala: “Tsumma ayyun?” Qaala: “Al-Jihaadu fii sabiilillaahi”. Qaala: “Haddatsanii bihinna, walaw istadadtu lazaadanii)
Abdullah (bin Mas’ud) RA berkata: “Saya bertanya pada Rasulullah SAW, “Amal perbuatan apa yang paling dicintai oleh Allah?” Rasulullah SAW menjawab, “Shalat tepat pada waktunya”. Lalu Abdullah bertanya lagi, “Lalu apa lagi?”. Rasulullah SAW menjawab, “Berbakti pada kedua orang tua”. Lalu Abdullah bertanya lagi, “Lalu apa lagi?”. Rasulullah SAW menjawab, “Jihad di jalan Allah”. Abdullah kemudian berkata, “Rasulullah SAW menceritakan padaku tentang hal-hal tersebut. Andai aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menambahkannya lagi padaku” (HR Bukhari).
Penjelasan :
Hadits di atas menjelaskan bahwa setidaknya ada 3 amal perbuatan yang paling dicintai Allah SWT: 1) shalat (beribadah) tepat pada waktunya; 2) berbakti pada orang tua; dan 3) jihad di jalan Allah SWT.
Shalat tepat pada waktunya berarti kita harus menyiapkan diri untuk beribadah (shalat) pada Allah SWT. Jika suara adzan sudah berkomandang, maka kita harus bersiap diri untuk melaksanakan shalat. Tepat waktu juga berarti shalat kita tidak boleh ditunda-tunda sehingga waktu shalat hampir habis, karena hal ini menunjukkan kita tidak atau kurang taat padda perintah Allah SWT.
Berbakti pada kedua orang tua juga termasuk salah satu amal perbuatan yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Dalam sebuah ayat Al-Qur’an disebutkan: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu agar jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “cih” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS Al-Isra’ [17]: 23).
Sedangkan jihad di jalan Allah SWT juga termassuk salah satu amal perbuatan yang paling dicintai Allah SWT. Maksud jihad di sini memiliki beberapa pengertian: 1) dalam arti perang, terutama jika kita sebagai umat Islam diserang oleh kelompok lain; 2) jihad ilmu pengetahuan, yaitu dengan cara rajin belajar sambil berdoa sebagai bagian dari ibadah kita pada Allah SWT; dan 3) berbuat amal perbuatan yang bisa berguna bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat luas.
3. Ikhlas Beramal

(‘An Anas bin Malik RA qaala: “Qaala Rasulullah SAW, “Man faaraqad-dunyaa ‘alal-ikhlash lillaahi wahdahu wa ‘ibaadatihi laa syariika lahu wa iqaamish-shalaati wa iitaa’iz-zakaati maata wallaahu ‘anhu raadhin)
Anas bin Malik RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang berpisah dengan dunia (meninggal dunia) dalam keadaan ikhlas beribadah karena Allah dengan tidak berbuat syirik pada-Nya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, maka Allah SWT telah meridhai orang tersebut” (HR Ibnu Majah).
Penjelasan :
Ikhlas secara bahasa berarti “murni”. Dalam konteks ibadah, ikhlas berarti melakukan amal perbuatan semata-mata hanya untuk beribadah dan mencari ridha Allah SWT.
Orang yang beramal dengan ikhlas akan mendapatkan ketenangan dalam hidupnya, karena dia tidak memiliki niat dan tujuan yang negatif. Orang yang beramal dengan ikhlas akan mendapatkan ridha Allah SWT dan Rasul-Nya serta akan mendapat penghormataan yang positif dari masyarakat.
Orang yang senantiasa menjaga dan memelihara keikhlasan dalam setiap amal perbuatannya, akan mendapatkan manis dan indahnya iman dan ketakwaan dalam dirinya.
4. Rendah Hati

(‘An Abi Hurairah RA ‘an Rasulullah SAW qaala: “Maa naqashat shadaqatun min maalin wa maa zaadallaahu ‘abdan bi’afwin illaa ‘izzan wa maa tawaadha’a ahadun lillaahi illaa rafa’ahullaahu).
Abu Hurairah RAA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan berkurang harta seseorang dengan bershadaqah, tidak akan bertambah maaf dari Allah pada seorang hamba kecuali kemuliaan, dan tidak ada sikap rendah hati seseorang pada Allah kecuali akan ditinggikan derajatnya” (HR Muslim).
Penjelasan :
Rendah hati artinya sikap untuk selalu tidak menonjolkan diri sendiri di hadapan orang lain. Rendah hati juga berarti sikap tidak sombong dan congkak, baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Sikap rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Di dalam rendah hati terdapat sikap optimis dan percaya diri serta bersikap positif (berbaik sangka). Sedangkan rendah hati berkaitan dengan sikap dan mental yang minder, pesimis, dan tidak percaya pada kemampuan diri sendiri.
Di dalam hadits di atas disebutkan bahwa seorang hamba yang rendah hati justru akan ditinggikan (derajatnya) oleh Allah SWT. Hal ini berarti bahwa rendah hati berkaitan dengan sikap santun dan tidak sombong, baik di hadapan Allah SWT maupun pada sesama manusia.
5. Hidup Bersih

(‘An Abii Maalik RA qaala, qaala Rasulullah SAW: “Ath-thahuur syathrul iimaan, wal hamdu lillaahi tamla’ul miizaan wa subhaanallaah walhamdu lillaah tamla’aani aw tamla’u maa bainas-samaawaati wal ardhi wash-shalaatu nuurun wash-shadaqatu burhaanun wash-shabru dhiyaa’un wal qur’aanu hujjatun laka aw ‘alaika, kullun-naasi yaghduu fabaayi’un nafsahu famu’tiquhaa aw muubiquhaa)
Abu Malik Al-Asy’ari meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Kesucian (kebersihan) itu adalah separoh dari iman, kalimat “alhamdulillaah” mampu mengisi (memberatkan) timbangan amal, kalimat “subhaanallaah” dan “alhamdulillaah” mampu mengisi (sebanding) dengan seluruh isi yang ada di langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah bukti (kedermawanan dan ketaatan), shabar adalah sinar, dan Al-Qur’an adalah hujjah (argumentasi) yang menguatkan atau melemahkan dirimu. Setiap orang berangkat (menyiapkan dirinya), baik mengekang jiwanya atau memerdekakannya” (HR Bukhari).
Penjelasan :
Kata “thahuur” artinya bersih atau suci. Sebagian ulama menyamakan antara kata thahuur dan “nazhafah”, karena keduanya berhubungan dengan kebersihan badan (fisik) dan rohani (mental-spiritual). Dalam suatu khabar terkenal (sebagian menyebutkan hadits) disebutkan: “An-nazhaafatu minal iimaan” (artinya: “Kebersihan adalah bagian dari iman”).
Berdasarkan pada hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa kata “bersih” mengandung dua arti: bersih secara fisik dan bersih secara rohani. Bersih secara fisik berarti menjaga kebersihan fisik kita, seperti: anggota badan, rumah tinggil, lingkungan sekitar, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia fisik. Sedangkan bersih secara rohani berarti menjaga dan memelihara keyakinan (iman), pikiran, dan sikap kita dari unsur-unsur yang bisa merusak keimanan kita, seperti syirik, dengki, sombong, durhaka, dan lainnya.
Islam adalah agama yang sangat menganjurkan agar umatnya hidup bersih. Misalnya berwudhu sebagai anjuran yang wajib dilakukan oleh setiap umat Islam, minimal ketika hendak melaksanakan shalat 5 waktu. Ini berarti umat Islam paling sedikit menjaga kebersihan anggota badannya (di bagian anggota wudhu) minimal 5 kali sehari, seperti wajah, telinga, tangan, kaki, dan sekitarnya. Berwudhu adalah simbol kebersihan secara fisik dan rohani.
Salah satu tabi’in besar bernama Sa’id bin Al-Musayyab berkata :

“Sesungguhnya Allah itu Maha Bagus (Baik), mencintai yang baik, dan sesungguhnya Allah itu Maha Bersih, mencintai yang bersih”.
Orang yang menjaga kebersihannya berarti juga menjaga kualitas imannya. Orang yang hidup kotor dan jorok, mencerminkan perilaku orang tersebut kotor dan menjijikkan, juga menunjukkan tidak cinta pada kebersihan fisiknya. Orang yang mencuri atau melakukan tindakan korupsi, juga dianggap sebagai orang yang tidak bersih dan telah mengotori imannya yang telah diyakininya pada Allah SWT dan Rasul-Nya.
6. Istiqamah (Disiplin)

(‘An Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi RAA qaala: “Qultu, yaa Rasuulallaah, qul lii fil Islam qawlan laa as’al ‘anhu ahadan ghairaka”. Qaala Abuu Mu’aawiyah ba’daka”. Qaala: “Aamantu billaahi tsumma-staqim”)
Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi RA berkata: “Wahai Rasulullah, katakanlah padaku tentang Islam di mana saya tidak perlu bertanya lagi pada orang selain engkau!”. Rasulullah SAW menjawab: “Katakanlah, ‘Aku beriman pada Allah, lalu istiqamahlah engkau dengan ucapanmu itu!” (HR Ahmad).
Penjelasan :
Kata “istiqamah” jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kira-kira sama artinya dengan “disiplin” atau “konsisten”. Istiqamah atau disiplin berarti melaksanakan berbagai kegiatan atau perbuatan secara terus-menerus dan berkelanjutan.
Berkaitan dengan istiqamah, di dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai berikut :

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata: “Tuhan kami adalah Allah”, kemudian mereka beristiqamah [atas perkataannya itu], maka tidak ada kekhawatiran dan kesedihan bagi mereka” (QS Al-Ahqaf [46]: 13).
Ayat di atas mengaitkan antara sikap istiqamah dengan rasa tenang yang terbebas dari kekhawatiran dan kesedihan karena senantiasa menyandarkan setiap amal perbuatannya pada Allah SWT.
Orang yang istiqamah berarti memiliki keteguhan dan ketetapan hati untuk selalu menekuni kegiatan atau amal perbuatan yang dia lakukan. Istiqamah menjai salah satu kunci sukses setiap orang dalam mencapai dan mewujudkan cita-citanya.
7. Jujur

(‘An Abdullah RA ‘anin-nabiy shallalaahu ‘alaihi wa sallam qaala: “Innash-shidqa yahdii ilal birri wa innal birri yahdii ilal jannah wa innar-rajula layashduqu hattaa yakuuna shiddiiqan wa innal kadziba yahdii ilal fujuuri wa innal fujuura yahdii ilan-naari wa innar-rajula layakdzibu hattaa yuktaba ‘indallaahi kadzdzaaban).
Abdullah (bin Mas’ud) RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kebenaran itu membawa kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang membiasakan dirinya berkata benar (jujur) akan tercatat di sisi Allah sebutan “shiddiq” (jujur). Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada maksiat, sedang maksiat membawa ke neraka. Seseorang yang membiasakan diri berdusta akan tercatat di sisi Allah sebutan “kadzdzab” (pendusta)” (HR. Bukhari dan Muslim).
Penjelasan :
Jujur adalah salah satu sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap umat manusia. Seseorang yang bersikap jujur (baik dalam perkataan maupun perbuatan).
Dalam hadits itu dijelaskan bahwa sikap jujur akan menuntutn seseorang pada kebaikan dan surga. Hal ini berarti bahwa kejujuran merupakan salah satu akhlak mulia yang harus tertanam pada setiap manusia. Sebaliknya, sikap bohong (dusta) akan menjerumuskan seseorang pada maksiat dan neraka.
Orang yang bersikap jujur akan mendapat pujian dari Allah SWT, Rasul-Nya, dan masyarakat. Kejujuran menunjukkan bahwa seseorang berpegang teguh pada kebenaran dan kebaikan yang akan membawa akibat yang baik dan berguna bagi kehidupan dirinya dan orang banyak.
8. Saling Menolong

(‘An Abii Muusaa RA ‘anin-nabii shallallaahu ‘alaihi wassallam, qaala: “Innal mu’min lil muk’min kal bunyaan yasyuddu ba’dhuhuu ba’dhan wa syabbaka ashaabi’ahu).
Abu Musa (Abdullah bin Qaish) RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang mukmin terhadap orang mukmin lainnya seperti bangunan yang satu menguatkan (bangunan) yang lain”. Rasulullah SAW lalu menunjukkan rajutan di antara jemari tangannya (HR Bukhari dan Muslim).
Penjelasan :
Hadits di atas menjelaskan tentang hubungan antara sesama orang mukmin (beriman) yang harus saling menolong sehingga umat Islam menjadi kokoh seperti sebuah bangunan.
Ibarat bangunan yang akan menjadi kokoh jika masing-masing bagiannya saling menopang dan membantu bagian yang lain.
Tolong-menolong tentu harus dilakukan atas dasar kebaikan dan takwa, bukan atas dasar dosa dan permusuhan. Dalam sebuah ayat disebutkan :

“… dan tolong-menolonglah kamu atas dasar kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong atas dasar dosa dan permusuhan” (QS Al-Maidah [5]: 2).
Jika ada orang lain (tetangga, teman, atau famili) yang mengalami kesusahan dan kesulitan, selayaknya kita membantu mereka, jika kita mampu menolong mereka.
Menolong orang lain adalah salah satu sifat luhur yang harus selalu kita jagan dan pelihara agar mendapat kasih sayang dan ridha Allah SWT dan Rasul-Nya serta umat manusia.
9. Menghormati Tetangga

(‘An Abi Syuraih Al-‘Adawiy RA qaala: “Sami’at udzunaaya wa absharat ‘ainaaya hiina takallaman-nabiy shallallaahu ‘alaihi wa sallama, faqaala, “Man kaana yu’minu billaahi wal yawmil aakhiri falyukrim jaarahu wa man kaana yu’minu billaahi wal yawmil aakhiri falyukrim dhaifahu jaa’izatahu”. Qaala: “Wa maa jaa’izatuhu yaa Rasuulallaah?” Qaala, “Yawmun wa lailatun waddh-dhiyaafah tsalaatsatu ayyaam, fa maa kaana waraa’a dzaalika fahuwa shadaqatun ‘alaihi wa man kaana yu’minu billaahi wal yawmil aakhiri falyaqul khairan au liyashmut)
Abu Syuraih RA menceritakan bahwa dirinya telah mendengar dan melihat langsung Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, maka hormatilah tetanggamu, dan siapa yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, maka hormatilah tamumu, yaitu kunjungannya”. Abu Syuraih RA berkata: “Apa maksud kunjungan itu, wahai Rasulullah SAW?”. Beliau menjawab: “Maksud kunjungan adalah selama tamu menetap di rumahmu selama sehari-semalam, dan waktu bertamu itu maksimal 3 hari, sedangkan lewat dari 3 hari, maka itu termasuk shadaqah untuk tamu tersebut. Dan siapa yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau hendaklah diam saja” (HR Bukhari dan Muslim).
Penjelasan :
Hadits di atas menjelaskan bahwa salah satu kriteria kesempurnaan iman seseorang adalah menghargai atau menghormati tetangganya.
Tetangga adalah satu-satunya orang yang tinggal berdekatan dengan rumah kita. Setiap orang memerlukan tetangga karena para tetangga adalah orang-orang yang sering bertemu dan bekerja sama dengan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Menghormati tetangga berarti membangun hubungan yang baik dan harmonis dengan tetangga, seperti: tegur-sapa, membantu tetangga yang kesusahan, dan sebagainya.
10. Menghormati Tamu

(‘An Abi Syuraih Al-‘Adawiy RA qaala: “Sami’at udzunaaya wa absharat ‘ainaaya hiina takallaman-nabiy shallallaahu ‘alaihi wa sallama, faqaala, “Man kaana yu’minu billaahi wal yawmil aakhiri falyukrim jaarahu wa man kaana yu’minu billaahi wal yawmil aakhiri falyukrim dhaifahu jaa’izatahu”. Qaala: “Wa maa jaa’izatuhu yaa Rasuulallaah?” Qaala, “Yawmun wa lailatun waddh-dhiyaafah tsalaatsatu ayyaam, fa maa kaana waraa’a dzaalika fahuwa shadaqatun ‘alaihi wa man kaana yu’minu billaahi wal yawmil aakhiri falyaqul khairan au liyashmut)
Abu Syuraih RA menceritakan bahwa dirinya telah mendengar dan melihat langsung Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, maka hormatilah tetanggamu, dan siapa yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, maka hormatilah tamumu, yaitu kunjungannya”. Abu Syuraih RA berkata: “Apa maksud kunjungan itu, wahai Rasulullah SAW?”. Beliau menjawab: “Maksud kunjungan adalah selama tamu menetap di rumahmu selama sehari-semalam, dan waktu bertamu itu maksimal 3 hari, sedangkan lewat dari 3 hari, maka itu termasuk shadaqah untuk tamu tersebut. Dan siapa yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau hendaklah diam saja” (HR Bukhari dan Muslim).
Penjelasan :
Hadits di atas menjelakan bahwa salah satu kriteria kesempurnaan iman seseorang adalah menghargai atau menghormati tamu.
Menghormati tamu berarti menunjukkan sikap santun dan sopan pada seorang tamu, terutama jika mereka sedang berkunjung ke rumah kita.
Dalam hadits di atas Rasulullah SAW memberi batasan bahwa waktu kunjungan maksimal 3 hari, dan lumrahnya sehari semalam. Jika kita sebagai tuan rumah masih mengizinkan sang tamu melebihi 3 hari, berarti itu adalah shadaqah (dalam arti kebaikan tambahan) yang kita tunjukkan pada tamu tersebut.
11. Silaturahim

(Man sarrahu ay-yubsatha lahu fii rizqihi wa yunsya’a lahu fii atsarihi falyashil rahimah)
“Siapa yang ingin diperluas rezekinya dan dilamakan jejak kebaikannya, maka hendaklah bersilaturahim” (Syaikh Al-Albani dalam kitab hadits Shahih Al-Jami’).
Penjelasan :
Silaturahim berasal dari dua kata bahasa Arab: “shilah” (artinya: menyambung) dan “rahim” (artinya: rahim [ibu], kasih sayang). Secara istilah, silaturahim berarti mengadakan hubungan kekerabatan dan ikatan kasih sayang atas dasar kebaikan. Hubungan atas dasar kebaikan dan kasih sayang itu tidak hanya di antara famili dan kerabat yang memiliki hubungan keturunan, melainkan dengan setiap orang.
Silaturahim juga merupakan bagian dari sifat mulia yang harus dipelihara oleh seetiap umat Islam. Rasulullah SAW termasuk teladan yang sangat gemar melakukan ubungan silaturahim, baik dengan kerabat maupun dengan para sahabatnya. Bahkan, para musuh dari kafir Quraisy pun mengakui akan kebaikan dan kesenangan Rasulullah SAW dalam bersilaturahim.
Dengan bersilaturahim, teman kita akan bertambah, rezeki kita akan semakin terbuka, dan jaringan kerja sama dan perkenalan dengan orang lain semakin luas. Hadits di atas juga memiliki pengertian bahwa salah satu cara agar kebaikan seseorang tetap dikenang oleh orang lain atau generasi berikutnya, maka hendaklah bersilaturahim.
12. Menepati Janji

(‘An ‘Adiy qaala, qaala Rasulullah SAW: “Idzaa halafa ahadukum ‘alal yamiin fara’aa khairan minha, falyukaffirha walya’tilladzii huwa khairun)
‘Adiy bin Hatim bin Abdullah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang bersumpah (berjanji) atas sesuatu, lalu dia melihat bahwa ada hal lain yang lebih baik dari yang dijanjikannya, maka hendaklah dia membayar denda atas janjinya itu dan melaksanakan sesuatu (perbuatan) lain yang dianggapnya lebih baik” (HR Muslim).
Penjelasan :
Dalam Islam, sumpah atau janji hanya untuk kebaikan dan kemaslahatan bagi orang tersebut atau orang lain. Hadits di atas menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan seseorang untuk membayar denda serta membatalkan janjinya tersebut.
Janji juga didasarkan pada niat orang yang berjanji tersebut, seperti disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW berikut :

Abu Hurairah RA meriwaytkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya sumpah itu tergantung pada niat orang yang bersumpah” (HR Ibnu Majah).
Dalam sebuah “mau’izhah hasanah” (nasehat bijak) terkenal disebutkan :

“Janji itu (seperti) utang”.
Nasehat bijak itu memberi pelajaran berharga bagi kita agar menepati janji jika kita sudah berjanji, terutama jika janji itu berkaitan dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat. Sedangkan jika sumpah atau janji yang berkaitan dengan hal yang buruk dan berbahaya, maka sebaiknya tidak dilaksanakan, seperti anjuran Rasulullah SAW dalam hadits di atas.
13. Menjenguk Orang Sakit

(‘An Abi Hurairah RA qaala: “Sami’tu Rasulallah SAW yaquulu, “Haqqul muslim ‘alal muslim khamsun: raddus salaam wa ‘iyaaddatul mariidh wat-tibaa’ul janaa’iz wa ijaabatud da’wah wa tasymiitul ‘aathis).
Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa dirinya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada 5 macam:
1) menjawab salam;
2) menjenguk orang sakit;
3) mengantarkan jenazah;
4) memenuhi undangan; dan
5) mendoakan orang yang bersin” (HR Bukhari).
Penjelasan :
Hadits di atas menganjurkan pada setiap muslim agar memenuhi hak-haknya. Di antara hak itu adalah menjenguk orang yang sedang sakit.
Menjenguk orang yang sedang sakit merupakan salah satu sikap dan akhlak yang mulia. Orang yang sakit akan merasa terhibur dan senang jika dikunjungi oleh orang lain. Apalagi kunjungan itu didasarkan pada niat yang ikhlas.
Jika orang yang sakit dikunjungi oleh sanak famili, kerabat, saudara, teman-teman, hatinya akan merasa senang dan tentram. Hal itu akan mengurangi rasa sakit yang dideritanya dan akan menambah kepercayaan dirinya untuk tabah dan sabar dalam menghadapi ujian dari Allah SWT.