Sabtu, 03 Maret 2012

Analogi Timnas Garuda dengan Negara Indonesia


Assalamu'alaikum wr. wb.
Menilik beberapa hari lalu digelar pertandingan antara Timnas Sepak Bola Indonesia melawan Timnas Sepak Bola Bahrain dalam pagelaran Pra-Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Bahrain. Timnas Indonesia yang saat itu bermaterikan pemain-pemain muda yang miskin pengalaman internasional dipaksakan bertanding di level yang belum saatnya. Alhasil Timnas Indonesia kalah 10-0 dari Timnas Bahrain yang saat itu butuh minimal 9 gol untuk lolos ke fase selanjutnya dengan syarat Qatar kalah dari Iran. Namun nasib berkata lain, meskipun Bahrain "menghancurkan" Timnas Indonesia, Bahrain pun gagal melaju ke fase selanjutnya karena Qatar bermain imbang dengan Iran 2-2. 

Maaf terlalu bertele-tele, disini saya sebenarnya hanya ingin membandingkan antara Negara Indonesia dan Timnas Sepak Bola Indonesia, bukan tanpa alasan..
Coba Anda bayangkan apabila negara ini dipimpin dan dikendalikan oleh orang-orang yang tidak kompeten dibidangnya? padahal sudah dijelaskan dalam hadits 

"Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya" (HR Bukhari)" 

Anda tidak perlu membayangkan bagaimana keadaan bangsa dan negara ini, apabila Timnas dibantai 10-0, Negara ini mungkin akan mengalami masa suramnya, jatuh ke titik nadir. Namun pada kenyataannya seperti yang saya amati sekarang ini, pemimpin-pemimpin kita hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan kewajibannya. Presiden yang lebih fokus ke partainya daripada rakyatnya, Menteri-menterinya banyak yang merupakan pesanan partai politik, yang bisa dibilang kurang kompeten di bidangnya. Menteri-menteri yang berusaha menjadikan Indonesia lebih baik mungkin bisa dikatakan kurang patuh pada yang memilih kemidian di "Reshuffle". Padahal Pemimpin Indonesia dulu juga memberontak, untuk me merdekakan Indonesia dan membuat Indonesia lebih baik. Andaikan Soekarno tidak mengumandangkan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 dan menurut saja dengan kata Jepang dan Sekutu yang saat itu memimpin negeri ini. Anda boleh bayangkan berapa orang kulit berwarna yang masih hidup di negeri ini. Mungkin bisa seperti Australia, yang sampai saat ini suku Aborigin menganggap hari kemerdekaan Australia sebagai hari terebutnya tanah kelahiran mereka ke bangsa lain.


Pemimpin-pemimpin ribut dengan sendirinya, menutup telinga dari jeritan rakyat, menurut pengamatan saya yang masih sekolah ini, Presiden betul-betul berusaha untuk rakyatnya hanya maksimal 1-2 tahun dibagi antara awal kepemimpinan dan akhir kepemimpinan untuk membangun pencitraan dirinya dan untuk bersaing di kancah pemilihan umum.

Maafkan saya yang agak lancang ini, karena sungguh, saya hanya rakyat biasa yang sebenarnya tidak mengerti apa saja yang dilakukan pemerintah selama kepengurusan yang menurut saya lebih fokus terhadap Prihatin, Pencitraan, Partai, dan Album. Coba kita tengok negara lain seperti halnya Iran, walaupun dia diblokade dari segala aspek, negeri itu tetap hebat, tidak mau didekte siapapun. Tetap teguh pada pendiriannya, yang bagi saya, negara itulah macan Asia atau macan Dunia yang sebenarnya. Mulai pemimpin yang pro rakyat amanah kepada rakyatnya. Apabila anda cari artikel di Internet tentang Presiden Termiskin di Dunia, Anda akan menemukan nama "Mahmoud Ahmadinejad", coba Anda bandingkan sendiri dengan kondisi di negeri ini, yang pemimpinnya berhura-hura berpesta pora duduk dibawah rakyat yang sebagai kursinya, sebagai sandaran kakinya, untuk ditindas. Indonesia menurut saya juga sudah saatnya mempunyai penasihat spiritual seperti "Ayatullah Khomeini" agar tidak salah mengambil kebijakan yang selama ini kurang pro rakyat. 

Menurut pengamatan saya, rakyat hanya dilibatkan penuh dalam negeri ini adalah saat pemilu, pernah saya menonton acara TV tentang masyarakat di perbatasan kalimantan, mereka mengeluh bahwa saat kampanye suara mereka sangat diperlukan, para calon berdatangan untuk mengunjungi dan "prihatin" kepada mereka, kemudian ditinggalkan.


Terlebih pembuatan kebijakan yang menurut saya kurang tepat sasaran, seperti menaikkan harga BBM kemudian memberikan BLT kepada masyarakat yang menurut mereka kurang mampu. Bahkan kabar dari sebuah media pemerintah telah menyiapkan dana 25 TRILIUN untuk BLT. Mengapa BLT? mengapa tidak membuka lapangan pekerjaan? toh tidak harus membuka lapangan pekerjaan itu dengan Pabrik yang biaya Infrastrukturnya besar. toko-toko kecil semacam minimarket juga bisa, yang jelas untuk membuka lapangan pekerjaan, coba Anda bayangkan berapa minimarket yang bisa dibuka? dan masyarakat yang bekerja di dalamnya? selain itu pendapatan dari sebuah pengelolaan minimarket juga dapat dialokasikan untuk membuka/membuat lapangan pekerjaan yang baru. Bukan malahan memberikan BLT yang kebanyakan ini kurang tepat sasaran, banyak orang mampu yang menerima. Lebih buruknya lagi saya membaca Kompas bahwa pemerintah berencana menambah utang maksimal 50 Triliun (baca: http://bit.ly/xpriy6) padahal utang Indonesia saat ini sudah tembus 1830 Triliun (baca: http://bit.ly/zRUWJ4). Itu semua uang bukan daun. Walaupun hutang untuk memperbaiki Infrastruktur mau sampai kapan hutang terus? emang siapa yang nanggung? saya bicara begini karena saya juga salah satu yang bayar utang itu dari pajak yang dibayarkan tiap tahunnya. 

Contoh lain yang tidak kalah parah adalah eksploitasi besar-besaran oleh perusahaan asing, padahal pada Pasal 33 UUD 1945 kiranya sudah jelas menyatakan bahwa seluruh kekayaan alam di Indonesia diperuntukkan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun nyatanya? kekayaan alam di Indonesia diperuntukkan bagi orang asing yang berkepentingan atas rakyat Indonesia. sebenarnya yang punya barang itu siapa? kita atau mereka? mengapa kita lemah sekali? tak berdaya apapun. Atau mungkin pasal tersebut sudah berubah isinya karena banyaknya Amandemen jadi saya tidak tahu-menahu. Jadi hanya orang idiot dan dungu yang memberikan semua itu tanpa memperhatikan bangsanya. Ibarat Anda punya beberapa kepingan emas kemudian orang tersebut mengambilkannya untuk Anda, kemudian Anda diberi satu keping dan sisanya untuk orang yang mengambilkan tersebut. Apakah Anda terima? kalau terima berarti Anda layak masuk Rumah Sakit Jiwa atau dibuang ke Mars.

Kemudian ada lagi, pasal yang menurut saya kemungkinan sudah diubah/diamandemen pemerintah yaitu pasal 34 ayat 1  UUD 1945 yang isinya "
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara". Sekali lagi saya tidak tahu-menahu sudah diamandemen atau belum. Yang jelas yang merumuskan semua itu adalah "founding father" Indonesia bukan orang gila. Jadi sekira cukup sekian dulu tulisan dari saya, Saya harap setelah ini kita semua merenung, banyak menonton film dokumenter seperti apa perjuangan Rakyat Indonesia memberikan segalanya untuk bangsa dan negara ini tanpa memedulikan suku, agama, ras, dan segala yang dimilikinya, mulai dari petani kecil sampai bangsawan pun ikut berjuang demi kemerdekaan negeri ini. Aku pun tak sudi melihat hal miris seperti ini.  Namun apadaya, saya hanya rakyat kecil yang tidak tahu apa apa.
Sekali lagi, Undang-Undang Dasar adalah Konstitusi Republik Indonesia bukan kitab Mantra Harry Potter. Yang menyusun Undang-Undang Dasar juga Founding Father Indonesia, bukan Orang gila semoga pemimpin Indonesia setelah ini "jauh" lebih baik (ingat, jauh lebih baik, bukan sedikit lebih baik) dari sebelumnya. bukankah Sumpah Presiden dan Wakil Presiden saat akan dilantik itu seperti ini bunyinya...

"Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa." 

Coba Anda cermati pada bagian "
memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang  dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa". jadi saya tidak salah apabila 2 UUD tersebut tadi saya masukkan. 

Maaf apabila ada kata yang kurang berkenan.
Sekian. Wassalamu'alaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar